Tak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun satu tahun lebih mempengaruhi perekonomian semua lapisan masyarakat. Bahkan pembalap juga terdampak. Vakumnya kejuaraan serta belum jelasnya kontrak dan sponsor mengakibatkan masalah tersendiri. Lantas, apa yang harus dilakukan pembalap?
Menurut Agha Riansyah, crosser nasional yang tergabung dalam 76Rider MX Squad, di tengah kendala finansial selama pandemi ini sebaiknya seorang pembalap mencoba untuk tetap optimis dan semangat.
“Sebaiknya pembalap tetap menjaga fokus ke pencapaian prestasi, dan target kariernya. Dan ini bisa dicapai dengan tetap disiplin berlatih, meskipun jadwal balap belum jelas,” buka pria kelahiran Pasuruan, 8 Mei 1992.
Agha juga menegaskan bahwa program latihan harus tetap ditentukan.
“Misalnya, seminggu latihan dua kali. Latihan pertama fokus pada endurance, dan latihan kedua ke teknikal. Intinya, latihan harus tetap terprogram, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, supaya tetap terarah, dan ada target yang ingin diraih,” pesan Agha.
Agha menyiasati kendala finansial dengan berlatihan di lokasi yang tidak terlalu jauh.
“Tiap pembalap pasti punya acuan tempat latihan yang menurutnya bisa digunakan. Di kawasan Jawa Timur ini hampir di tiap daerah ada sirkuit yang bisa dipakai latihan kok. Seperti di Tulungagung, Trenggalek, Kediri, pokoknya pilih lokasi terdekat agar tidak keluar biaya terlalu banyak,” optimis Agha.
Selain latihan, Agha juga memanfaatkan waktu luang yang ada dengan merawat motor yang dipersiapkan untuk balap.
“Menurut saya, pembalap profesional itu harus bisa me-maintain motornya sendiri. Tidak ada alasan tidak bisa. Justru sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk belajar, memperkaya diri dengan pengetahuan dan keterampilan baru. Bisa dimulai dari hal sepele tapi penting, seperti setting jeruji, dan rantai, rawat mesin, dan lain-lain. Ini momen yang pas untuk belajar,” semangat Agha. (BM)