Agha Riansyah tampaknya semakin intens berkunjung ke Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, pembalap nasional motocross kelahiran Pasuruan, 8 Mei 1992 diundang oleh AKBP Moh. Roni Mustofa S.I.K M.I.K selaku Kapolres Pinrang sekaligus inisiator dari pembangunan sirkuit baru BPM Malimpung.
Saat itu, Agha diminta untuk menjajal sirkuit baru tersebut, karena akan digunakan untuk menggelar Kejurda Grasstrack & Motocross pada Mei 2022 lalu.
Nah, kali ini sedikit beda cerita.
“Yang sekarang ini, saya diminta oleh komunitas BPM sebagai pemilik sirkuit untuk memberikan pelatihan dasar motocross,” tutur Agha yang kini tergabung dalam 76Rider MX Squad.
“Kebetulan pembina komunitas BPM ini juga Bapak Kapolres,” lanjutnya.
Tiba di Pinrang pada Sabtu, 20 Agustus 2022, Agha yang juga dikenal sebagai freestyler direncanakan akan memberikan pelatihan selama satu bulan.
Tak hanya membina pembalap lokal. Agha juga diberi kepercayaan melatih masyarakat sekitar yang tertarik motocross.
“Mulai dari usia anak-anak 6 sampai 9 tahun yang justru sementara ini lebih banyak, hingga pembalap lokal dengan berbagai tingkatan skill,” senyum Agha.
Karena latihan dilakukan di sirkuit baru BPM Malimpung, maka diharapkan sirkuit ini akan terus bermanfaat dan tidak terbengkalai usai digunakan menggelar event balap, seperti KejurdaGrasstrack & Motocross pada Mei 2022 lalu.
“Ya menurut saya ini adalah langkah yang sangat tepat dan perlu untuk didukung karena bisa meramaikan sirkuit secara enggak langsung, sekaligus meningkatkan skill pembalap setempat dan sekaligus pembibitan. Jadi azas manfaatnya banyak dan bisa selalu dijaga,” mantap Agha.
Pada rencana pelatihan selama satu bulan itu, Agha menentukan jadwal latihan sebanyak 5 kali dalam seminggu, yakni Senin, Selasa, Rabu, Sabtu, dan Minggu.
“Kebetulan masyarakat di sini sangat relijius, sehingga Kamis dan Jumat libur. Khusus hari Minggu kita geber mulai pukul 10 pagi sampai 16 sore ” kata Agha sambil menginfokan, untuk latihan saat weekdays (termasuk Sabtu) biasanya mulai pukul 13 sampai 17 waktu setempat.
Untuk materi yang diberikan, sementara ini Agha memutuskan untuk mengimbangi dan menyesuaikan kebutuhan anak atau crosser yang dilatihnya.
“Karena mereka ini memiliki tingkatan skill yang beragam, maka saya akan lihat dulu basic-nya. Setelah itu, secara perlahan akan dikembangkan pelan-pelan,” jelas Agha.
Karena alasan ini pula, Agha juga membagi beberapa kelompok berdasarkan skill dan motor.
“Ada kelompok 50cc dan 65cc untuk di bawah 12 tahun. Sementara kelompok 85cc sampai 250cc untuk 13 tahun ke atas,” ungkapnya.
Sejauh ini antusias peserta cukup tinggi, karena banyak juga yang datang dari daerah sekitar yang jaraknya 1,5 jam dari lokasi sirkuit BPM Malimpung.
Apalagi pada 10-11 September 2022 mendatang juga akan digelar Kejurnas Motocross di sana, dengan sirkuit baru lagi yang masih dalam tahap pengerjaan. (BM)