Agha Riansyah Dan Rekan Crosser Lainnya Lagi Doyan Main Ninja 2-Tak

Agha Riansyah Dan Rekan Crosser Lainnya Lagi Doyan Main Ninja 2-Tak

Home » Stories » Agha Riansyah Dan Rekan Crosser Lainnya Lagi Doyan Main Ninja 2-Tak
Boyo Maladi | 16 April 2022

Selama ini Agha Riansyah dikenal aktif melakukan trabasan atau adventure untuk mengisi waktu luangnya. Tentu jadi menarik kalau akhir-akhir ini crosser yang bernaung di bawah 76Rider MX Squad justru banyak menghabiskan waktu bermain dengan Ninja KRR 150 (2-Tak) SE 2011.

“Saya sekarang lagi suka main Ninja 2-tak yang semakin langka di pasaran, tapi masih banyak diminati dan dicari. Jadi sekalian investasi-lah,” ungkap pria kelahiran Pasuruan, 8 Mei 1992, yang membeli motor itu Desember 2021 lalu. 

Menariknya lagi, Agha tidak sendirian. Ia mengaku ada beberapa rekan seprofesi yang sama-sama menekuni hobi pelihara Ninja 2-tak. 

“Lantian Juan juga barusan beberapa hari lalu beli Ninja SS 150 warna merah. Kalau Aris Setyo, dia sudah lebih lama main Ninja. Bahkan urusannya sudah jual-beli,” info Agha.

Kiranya ini menjelaskan, kenapa Agha yang tercatat sebagai juara pertama FIM Asia Supermoto Class Superstock 2016 di Malang lebih sering terlihat touring atau sunmori-an bareng komunitas 2-Stroke AG.

Ia menjelaskan komunitas ini beranggotakan para pecinta motor 2-tak di wilayah dengan kode pelat nomor AG, seperti Tulungagung dan Blitar.

“Jadi ada yang suka Yamaha F1ZR, RX-King, Kawasaki Ninja pokoknya bebas terbuka lah bagi semua penggemar motor 2-tak,” lanjut Agha yang baru seminggu sebelumnya touring ke Pantai Trenggalek.

Ketika ditanya, di mana asyiknya touring naik motor 2-tak dengan trabasan, Agha mengatakan, ketika trabasan, ia seringkali merasa berkompetisi karena selain ketemu motor trail, juga menghadapi medan off-road.

“Beda pas touring naik Ninja. Terasa lebih santai menikmati motor dengan teman-teman baru,” kata Agha yang mengaku sering juga touring bareng Aris Setyo. 

“Mungkin enggak lama lagi, Lantian Juan juga akan menyusul karena kebetulan tempat tinggalnya dekat, satu kecamatan,” ungkap Agha.

Dan ketika ditanya, modifikasi apa yang ia lakukan terhadap Ninja 2-tak besutannya, Agha mengaku bahwa dia sering utak-atik motor dalam sebulan terakhir.

“Tujuannya untuk meng-upgrade performanya. Jadi bukan restorasi ya. Tapi bagaimana caranya, Ninja 2-tak punya performa lebih baik lagi. Misalnya upgrade kaki-kaki, seperti ganti pelek, dan suspensi, pasang footstep underbone,” kata Agha yang mengaku melakukan semua ubahan sendiri.

“Kecuali mesin yang main porting harian, saya bawa ke bengkel kenalan yang biasa tangani korekan drag bike. Bukan untuk liaran lho ya, tapi untuk touring,” tandas Agha yang mengaku suka Ninja 2-tak berfairing karena selain memiliki performa dan aura mirip motor racing, juga punya suara khas.

“Jadi saya merasa cocok dengan Ninja karena basic profesi sebagai pembalap,” tutur Agha yang mengaku sebelumnya memiliki Ninja R-150, saat masih kuliah.

“Iya betul! Dulu waktu masih kuliah, saya sempat punya Ninja R 150 2-tak keluaran tahun 2005 yang pakai lampu bundar dan teknologinya masih belum Super KIPS. Sekarang, motor itu banyak dicari lho dan harganya lumayan tinggi,” pungkas Agha sambil menjelaskan maksud kata ‘investasi’ seperti ia sebut di awal wawancara. (BM)



MORE STORIES