Agha Riansyah Kangen Sirkuit Supercross Stadion Notohadinegoro, Jember

Agha Riansyah Kangen Sirkuit Supercross Stadion Notohadinegoro, Jember

Home » Stories » Agha Riansyah Kangen Sirkuit Supercross Stadion Notohadinegoro, Jember
| 05 February 2021

Agha Riansyah, crosser nasional yang tergabung dalam 76Rider MX Squad bisa dibilang sebagai crosser multi-talenta. Berbagai kejuaraan balap yang menggunakan basis motor trail atau Special Engine pasti diikutinya.

Mulai dari motocross, supercross, supermoto, trail game, hingga freestyle. Padahal masing-masing kejuaraan ini punya ciri khas trek yang berbeda, dengan faktor kesulitan masing-masing. Lantas trek mana yang menurut Agha paling susah?

Ditanya demikian, pria kelahiran Pasuruan, 08 Mei 1992 ini langsung menjawab supercross! “Sebab trek supercross itu biasanya bikinan dan dibuat dengan banyak obstacle yang lebih bervariasi. Ada superbowl, triple jump, bar-to-bar, table top, camel, dolphin jump, dan masih banyak lagi. Karena sangat bervariasi dan banyak obstacle, skill dan stamina pembalap benar-benar diuji di trek supercross ini,” jelas Agha.

Secara spesifik Agha menyebutkan, sirkuit supercross di Stadion Notohadinegoro, Jember, yang pernah dipakai untuk kejuraaan tahun 2009 sebagai yang terbaik menurut dirinya. Mengutip dari kompas.com sirkuit ini didesain secara khusus oleh desainer asal Australia, Adam Thomas Blackwell, dan dipersiapkan untuk gelaran balap malam hari.

“Saya melihat ada berbagai obstacle baru yang disajikan, mulai dari double jump tunnel, hingga dolphin jump. Menyenangkan sekali rasanya,” kenang Agha.

Nah sirkuit supercross ini beda dengan motocross yang memanfaatkan trek alam dan didesain untuk speed. Jenis jumpingan yang diperbolehkan diantaranya double jump, camel, dan table top. Sementara triple jump tidak diperbolehkan. “Kalau untuk trek di Indonesia, menurut saya belum ada yang spesial, masih begitu-begitu saja,” sergah Agha.

Justru Agha mengapresiasi trek 76 Trial Game yang menurutnya unik.  “Menurut saya, desain trek 76 Trial Game itu terinspirasi dengan supercross dan motocross. Cuma dibikin unik karena obstacle dibikin dari kayu, mobil, atau tong dan sebagainya,” kata Agha mengakhiri obrolannya dengan 76Rider. (BM)



MORE STORIES