Ada yang menarik pada unggahan video di akun Instagram milik Agha Riansyah (@aghariansyah89), crosser nasional yang bernaung di bawah 76Rider MX Squad.
Pada video yang diunggah 8 Maret 2023 tersebut tampak crosser kelahiran Pasuruan, 8 Mei 1992 mengendarai motor supermoto di sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya bersama Tommy Salim dari tim 76Rider Supermoto Squad.
Hal ini sesuai dengan caption yang diberikan untuk video tersebut: Sambil nunggu jadwal Trial Game Dirt, kita coba latihan Asphalt di sirkuit GBT - Surabaya bareng #76Rider Supermoto Squad.
Terkait dengan video tersebut, Agha pun menjelaskan, bahwa konten video tersebut dibuat untuk 76Rider pada 15 Februari 2023 lalu.
“Mumpung ada kesempatan. Apalagi saya belum pernah menjajal sirkuit GBT Surabaya,” jelas Agha kepada 76Rider.
Ia menambahkan, naskah video tersebut mengisahkan tantangan yang diberikan Tommy Salim kepada dirinya, untuk menjajal supermoto di trek balap kebanggaan Surabaya tersebut.
“Ya kira-kira begitu. Saya yang punya disiplin motocross ditantangin jajal supermoto sama Tommy yang memang adalah rider supermoto,” lanjut Agha.
Agha menambahkan, sebenarnya ia sudah pernah bertanding di kejuaraan supermoto di kurun waktu antara 2015-2017.
“Cuma waktu itu masih jarang event supermoto, dan persaingan antar pembalap tidak seperti sekarang ini. Wong kelasnya aja waktu itu cuma FFA,” lanjutnya.
Dari sini, Agha mengaku antusias dengan tawaran tersebut. Tapi sayang, sebelum sempat nyoba, hujan turun dengan deras.
“Apesnya lagi, nggak bawa wet tire. Jadi terpaksa nunggu hujan berhenti,” tawa Agha.
Baru setelah menunggu agak lama, hujan berhenti.
Meski permukaan aspal trek masih basah, Agha pun memutuskan untuk balapan bareng Tommy.
“Sempat nyoba 10 lap dengan kondisi trek masih basah setelah hujan. Jadi main safe aja lah,” senyum Agha.
Menariknya, pada video tersebut turut ditampilkan kecepatan sesuai dengan posisi motor saat melaju di atas trek.
Ternyata, Agha melaju cukup kencang dengan top speed 140 Km/jam pada main straight (trek lurus utama), sebelum masuk tikungan pertama dengan kecepatan 60 Km/jam.
“Display itu berasal dari aplikasi yang menampilkan gambar dari kamera yang terhubung dengan GPS,” jelas Agha.
Saat ditanya, apakah ada keinginan untuk kembali mencoba balap supermoto, Agha pun menjawab, keinginan selalu ada.
“Tapi harus banyak persiapan kalau ingin serius fight di supermoto. Terutama terkait dengan kesiapan motor,” kata Agha.
Apakah tidak bisa menggunakan motocross yang tersedia dan hanya perlu mengganti ban saja? Ditanya demikian, Agha pun menjelaskan tidak semudah itu.
“Butuh settingan dan rombakan tertentu agar bisa dipakai supermoto yang butuh top speed tinggi, sementara motocross lebih ke akselerasi,” jelasnya.
Butuh riset untuk menentukan rombakan kompresi mesin, suspensi dan sprocket.
“Dan memang harus ada yang membiayai, dalam hal ini sponsor,” pungkas Agha.