Meskipun pandemi COVID-19 membuat kalender balap jadi sepi, jangan harap melihat Gerry Salim jalan-jalan di Mall atau berlibur ke Bali dan sebagainya. Pembalap kelahiran Surabaya yang tergabung dalam 76Rider Supermoto (SM) Squad ini lebih betah di rumah.
“Kebetulan Gerry kurang suka nge-mall. Kalau liburan sih sebenarnya suka, tapi karena pandemi sekarang ini, lebih baik di rumah saja,” buka Gerry.
Yang menarik, si pembalap kelahiran Surabaya yang tergabung dalam 76Rider Supermoto (SM) Squad mengaku tidak pernah nganggur di rumah.
“Kalau pas di Surabaya, biasanya hari Sabtu, Gerry ikut aktivitas trabasan komunitas Belalang Tempur. Kebetulan komunitas ini diprakarsai sama Om Bambang Kapten (Ketua IMI Jatim) dan anggotanya kebanyakan penggemar trail yang sudah sepuh. Salah satunya, Papa Gerry sendiri,” senyum pembalap kelahiran 19 April 1997 yang telah malang melintang di kejuaraan internasional.
Sebut saja Asia Dream Cup (2013), All Japan Championship (2014 - 2015), Asia Talent Cup (2015), Asia Road Racing Championship SuperSport 600cc (2016) dan Asia Road Racing Championship AP 250cc, FIM CEV Moto3 Junior World Championship dan Red Bull Rookies Cup (2018), FIM CEV Moto2 (2019).
Menurut Gerry, ikut aktivitas trabasan seperti ini jadi alternatif menarik di saat pandemi karena selain pesertanya terbatas komunitas itu sendiri yang sudah kenal, juga digelar di alam terbuka.
“Paling penting, kegiatan ini sekaligus sebagai latihan skill. Karena medan trabasan kadang menuntut penguasaan motor dan menguras fisik. Jadi fun tapi tetap serius latihan,” sebut Gerry.
Di luar trabasan, Gerry juga disiplin latihan fisik mulai Senin sampai Jumat.
“Biasanya Gerry bersepeda mulai jam 5.15 pagi sampai jam 08.00 atau 09.00,” tutur Gerry.
Setelah nyantai di rumah pun Gerry tidak mau diam. Dia memanfaatkan waktu untuk memperbaiki motor yang sering dipakai trabasan, atau motor supermoto yang dipakainya balap.
“Jadi motor-motor itu selalu dalam kondisi ready kalau seumpama tiba-tiba ada kegiatan,” kata Gerry yang mengaku memang tidak bisa diam dan selalu coba cari kesibukan.
Sekarang pun posisi Gerry tidak ada di rumah. Sejak awal Januari lalu, dia putuskan ngekost di Jogja demi latihan persiapan menghadapi ARRC Asia Superbike (ASB) 1000 yang rencananya dimulai Juni nanti.
“Alasan Gerry ngekost di Jogja karena di sana ada banyak teman sesama pembalap yang bisa diajak latihan bareng. Selain itu, banyak tempat yang bisa dipakai latihan. Ini jadi alternatif karena Gelora Bung Tomo sebagai satu-satunya tempat latihan di Surabaya sekarang ditutup selama pandemi,” ujar Gerry selalu bersemangat. (BM)