M. Zulmi dan Agha Riansyah, duo crosser yang tergabung dalam 76Rider MX Squad dikenal sangat dekat satu sama lain. Di luar motocross, keduanya sama-sama mendalami freestyle sehingga sering terlihat latihan bareng. Dan Zulmi pun enggak sungkan-sungkan menyebut Agha sebagai senior sekaligus mentornya untuk extreme sport yang mereka cintai ini.
Boleh sama dalam urusan hobi, tapi ternyata kedua crosser ini punya jawaban berbeda ketika 76Rider menanyakan motor motocross impian masing-masing.
Zulmi langsung menjawab, sejak dulu sangat ingin balapan menggunakan KTM 250SX.
“Urusan performance, KTM is the best!” jawab pria kelahiran 13 Juni 2000 ini penuh antusias.
Ditambahkannya, produk KTM 250SX memiliki build quality paling sempurna.
“Power mesin terbagi rata mulai akselerasi pada putaran bawah, hingga top speed pada putaran atas. Semua dapat!” jelas Zulmi yang tahun ini memperkuat kontingen KONI Jatim di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021, yang akan dilaksanakan 20 Oktober - 4 November 2021 mendatang.
Namun demikian Zulmi saat ini lebih memilih Yamaha YZF250 2019. Kenapa ya?
“Ya, saya ada beberapa pertimbangan sih. Terutama harga,” kata Zulmi.
Lanjut Zulmi, harga baru Yamaha YZF250 pada 2019 mencapai Rp 110 juta. Sementara untuk KTM 250SX di tahun yang sama seharga Rp 150 juta.
“Itu harga baru kedua motor tersebut. Ada selisih yang lumayan, Rp 40 juta,” tukas Zulmi.
Lanjutnya, motor KTM lebih unggul dalam handling dan cornering dibandingkan dengan Yamaha. Selain itu, Yamaha kalah dalam hal akselerasi, meskipun top speed keduanya hampir sama atau imbang.
Di sisi lain, motor KTM butuh perawatan lebih rutin lagi dibanding Yamaha.
“Selain itu spare parts Yamaha juga terjangkau, sementara harga spare parts KTM bisa 3 sampai 4 kali lebih mahal!” kata Zulmi sambil menambahkan, bahkan ada anggapan umur KTM itu cuma 1 tahun. Kenapa?
“Sebab setelah 1 tahun itu motor KTM lebih banyak trouble-nya sehingga kalau enggak mau tekor harus cepet-cepet dijual,” kata Zulmi.
Anggapan Zulmi muncul karena sebelumnya dia pernah menggunakan motor KTM 250SXF tahun 2017 Go Pro version yang sudah dirombak ke spek racing, bermodalkan mesin dan knalpot yang didapatnya dari seorang teman.
“Mungkin karena KTM ini motor Eropa yang punya iklim lebih dingin, sehingga perawatan dan daya tahan enggak sekuat motor Jepang yang memang lebih sesuai iklim Asia, dan Indonesia,” kata Zulmi.
Lantas kenapa Zulmi lebih memilih KTM? Dengan lugu arek Sidoarjo ini menjawab, “Ya sesuai pertanyaannya tadi. Kalau motor impian saya tetap KTM. Itu kalau saya enggak usah repot-repot mikir harga, perawatan, spare parts dan lain-lain,” senyum Zulmi sambil menambahkan karakter KTM sesuai dengan riding style-nya yang gradakan.
Beralih ke Agha, pria kelahiran Pasuruan, 08 Mei 1992 ini justru lebih memilih Honda CRF 450.
“Sebab motor ini punya kelebihan dalam hal handling. Lebih sesuai dengan karakter riding style,” tuturnya.
Lanjut Agha, dengan kondisi handling motor yang lebih bagus maka pembalap tidak mudah lelah ketika balapan.
“Anggap saja ketika pakai motor yang powerful tapi handling susah itu kita akan merasa capek padahal baru 10 menit balapan. Nah kalau pakai motor yang punya handling mudah seperti CRF 450 ini kita bisa lebih tahan sampai 15 menit,” tutur Agha yang sementara ini membesut Kawasaki KXF450.
Alasan lain, Agha melihat bahwa Honda berfokus dalam dalam pengembangan kenyamanan motor. Salah satunya menyajikan handling atau pengendalian yang nyaman.
“Karena itu menurut pengetahuan saya, Honda paling getol meriset suspensi dan rangka,” tutup Agha yang sedang bersiap untuk latihan. (BM)