Apa Sih Beda Sepeda Downhill Keluaran Lama Dengan Tahun Terbaru?

Apa Sih Beda Sepeda Downhill Keluaran Lama Dengan Tahun Terbaru?

Home » Stories » Apa Sih Beda Sepeda Downhill Keluaran Lama Dengan Tahun Terbaru?
Boyo Maladi | 24 May 2021

Pertanyaan ini 76Rider coba berikan pada Mohammad Abdul Hakim alias Jambol, atlet nasional downhill asal Jepara, yang mengawali kariernya sejak tahun 2011.

“Pasti ada lah perbedaannya, karena semua pasti dilandasi perkembangan teknologi untuk hasil yang lebih baik,” buka pria kelahiran, 24 Mei 1996.

Salah satunya adalah lingkar roda yang dicontohkan oleh Jambol.

 “Dulu pertama kali ikut downhill, umumnya yang dipakai roda ring 26. Setelah itu, beberapa tahun kemudian ganti ring 27.5, dan sekarang banyak yang pakai lingkar 29,” tutur Jambol yang mengkilap prestasinya setelah memenangkan Men Elite 76 Indonesian Downhill Championship 2018, dan Asian Downhill Series Cikole, Bandung 2018.

Bukan tanpa sebab. Menurut Jambol, seiring semakin ketatnya kompetisi, rider downhill dituntut jeli dalam meningkatkan performanya.

“Untuk lingkar roda ini, terbukti, semakin lebar diameter roda, maka sepeda makin laju atau kencang,” ungkap Jambol yang sekarang tergabung dalam 76Rider Downhill Squad.

Tambah Jambol, ketika melibas obstacle tertentu seperti rock garden, juga lebih nyaman karena roda tidak terperosok masuk ke sela-sela batu atau lubang tanah.

“Bagi yang belum terbiasa, perubahan diameter roda lebih lebar ini sangat terasa ketika cornering. Awalnya agak susah. Tapi lama kelamaan akan terbiasa,” imbuh Jambol.

Berikutnya adalah perubahan desain rangka.

“Kalau seumpama dijajarkan frame sepeda downhill yang lama dengan yang terbaru, pasti kelihatan kalau frame sepeda yang baru bagian depannya lebih tinggi,” tunjuk Jambol.

Menurut Jambol, perubahan desain frame bertujuan agar memberikan kontrol lebih baik kepada rider ketika meluncur ke bawah menuruni trek.

“Dengan bagian depan lebih tinggi ini, kita tidak terlalu menunduk. Apalagi di trek dengan turunan yang curam. Lebih mudah mengontrol keseimbangan,” kata Jambol.

Selain itu, karena laju sepeda kian kencang, maka aspek safety pun ditingkatkan dengan sistem pengereman yang  lebih baik.

“Dulu kita pakai rem model disc brake dengan dua piston sudah cukup. Tapi sekarang, karena kebutuhan pengereman yang lebih pakem lagi untuk mengantisipasi laju sepeda yang kian kencang, pemakaian rem dengan empat piston sudah menjadi kebutuhan,” sebut Jambol.

Di luar perbedaan tersebut, penggunaan material komponen berbahan carbon semakin menggeser material komponen berbahan aluminium alloy yang populer sebelumnya. Itu karena sifat material carbon yang lebih ringan saat pedaling, juga ringan untuk dikendalikan saat manuver, atau ringan saat dibutuhkan untuk jumping atau angkat sepeda.

“Selain untuk rangka, material carbon sekarang ini juga banyak dipakai untuk bahan rim atau pelek, seat post atau batang jok, handle bar atau setang, stem atau pegangan setang, juga crank alias batang pedal. Pokoknya kalau bisa semua komponen dibuat seringan mungkin,” tutup rider yang mengandalkan Polygon tipe Xquare-One DH9 size M keluaran tahun 2019 ini. (BM)



MORE STORIES