Motocross

Motocross

Home » Stories » Motocross
Boyo Maladi | 01 January 1970

Beberapa waktu lalu, 76Rider sempat membahas tips yang diberikan Agha Riansyah terkait modifikasi di motocross yang tidak menyalahi regulasi. Tentu sobat masih ingat, regulasi di motocross hanya melarang perubahan kapasitas maksimal mesin sesuai kelas yang diikuti, dan diameter roda. Selain itu bebas. Mulai dari modifikasi suspensi, kelistrikan, ECU, hingga knalpot, bebas! Semua boleh diganti produk racing.

Nah dari sederet komponen yang boleh dimodifikasi, kalau kita bicara prioritas, mana dulu yang harus diutamakan?

“Kalau saya diberikan pertanyaan seperti itu, saya akan jawab, knalpot!” buka crosser muda yang tergabung dalam 76Rider MX Squad, dan dikenal juga sebagai freestyler dengan aksi akrobatiknya yang memukau ini.

Lebih lanjut Agha menjelaskan, kenapa knalpot jadi prioritas utama. “Sebab hanya dengan mengganti knalpot saja, ubahan performa bisa langsung terasa,” kata Agha.

Nah, dalam konteks motor yang dipakai Agha bertanding, yakni Kawasaki KXF450 tahun 2018, maka pria kelahiran 08 Mei 1992 ini memilih knalpot merek impor, yakni FMF.

“Kenapa saya pilih knalpot ini, karena menurut saya, mereka sudah banyak melakukan riset di banyak kejuaraan internasional. Jadi settingan knalpot sudah oke tinggal plug and play (pasang) aja.”

Agha mencontohkan untuk knalpot brand FMF yang dipakainya. “Knalpot itu sudah dilengkapi optional parts, berupa tiga sarangan dengan diameter dan lubang yang berbeda-beda. Pemakaian sarangan ini disesuaikan dengan karakter sirkuit,” tunjuk Agha.

Beda dengan knalpot lokal yang biasanya populer di grasstrack. “Mereka lebih suka gonta-ganti knalpot untuk menyesuaikan dengan settingan mesin atau trek. Ya, masalah selera sih. Tapi saya lebih suka main optional parts saja. Enggak ribet, dan itu tadi, pasti sudah melalui riset panjang untuk mendapatkan kualitas produk terbaik,” tutup Agha.



MORE STORIES