Kesiapan man and machine mutlak diperlukan oleh pembalap di berbagai disiplin motorsports. Bagi Agha Riansyah, crosser nasional yang tergabung dalam 76Rider MX Squad, kesiapan fisik dan mental seorang pembalap diperlukan melalui latihan dan kedisiplinan.
“Karena dengan fisik dan mental yang selalu prima ini, seorang pembalap akan siap meghadapi berbagai tantangan ketika balap,” ujar Agha.
Bagaimana dengan motor? Menurut Agha ini yang sedikit ribet karena turut melibatkan mekanik. “Karena itu harus ada komunikasi yang baik antara pembalap dan mekaniknya dalam mempersiapkan motor,” sergah Agha.
Tentu seorang pembalap ingin agar motornya sesuai dengan yang dia harapkan. Nah ini hanya bisa dilakukan jika pembalap ini bisa menyampaikan ke mekaniknya.
Ambil contoh ketika setting suspensi. Menurut Agha, biasanya pembalap akan melihat dulu karakter trek yang digunakan. “Dari sekedar melihat ini, biasanya dia langsung tahu, atau paling tidak punya gambaran, seperti apa setting awal suspensinya. Apakah butuh redaman yang keras, atau empuk,” jelas Agha.
Dari sini baru pembalap ini tadi akan mencoba setting suspensi di sesi latihan. Dan dia akan memberikan masukan ke mekanik, bagaimana setting suspensinya. Apakah sudah tepat, atau masih perlu disesuaikan lagi. “Begitu seterusnya, sampai benar-benar ketemu setting yang dirasa pembalap itu paling tepat.”
Selain suspensi, beberapa setting komponen lain yang perlu dilakukan adalah setting gear belakang, untuk menyesuaikan panjang – pendek trek, juga jenis kompon ban, apakah butuh soft ketika saat hujan, intermediate, atau hard ketika kondisi kering.
“Untuk itu, tiap tim balap pasti akan membawa beberapa jenis kompon ban, apalagi ketika balap digelar dalam kondisi cuaca tidak menentu,” tutur Agha.
Selain itu spare parts cadangan yang perlu dipersiapkan adalah gir belakang, kampas rem, dan kampas kopling. “Sebab selain untuk menyesuaikan setting, komponen-komponen ini tergolong fast moving, atau paling cepat masa pemakaiannya,” tunjuk Agha.
Soal mesin, Agha mengaku sekarang ini cukup dimudahkan karena adanya teknologi elektronik berupa ECU (Electronic Control Unit) yang memungkinkannya dilakukan mapping pada pasokan bahan bakar melalui injeksi serta sensor-sensor lain, sesuai kondisi trek dan setting motor.
“Apalagi sekarang ini ECU ini bisa diprogram lewat HP karena sudah terkoneksi. Kita tinggal download aplikasinya, kemudian kita koneksikan dengan ECU lewat kode masing-masing,” tutup Agha.(BM)