Beli Sepeda Downhill Bekas Sebaiknya Jangan Lewat Online, Kenapa?

Beli Sepeda Downhill Bekas Sebaiknya Jangan Lewat Online, Kenapa?

Home » Stories » Beli Sepeda Downhill Bekas Sebaiknya Jangan Lewat Online, Kenapa?
Boyo Maladi | 28 September 2021

Di era sekarang, segala transaksi jual - beli dilakukan secara online. Namun demikian, Mohammad Abdul Hakim alias Jambol menyarankan untuk pembelian sepeda downhill second sebaiknya dilakukan secara langsung.

"Sebab beli sepeda downhill, terutama yang second itu nggak cukup hanya dilihat, tapi juga harus dicoba langsung. Ini penting untuk menghindari adanya kerusakan parts. Bisa sangat mahal, meskipun masih bisa diperbaiki. Tapi ongkos perbaikan kadang tetap mahal juga," buka Jambol yang pernah menjuarai Asian Downhill Series di Cikole, Bandung 2018 lalu, juga overall Men Elite 76 Indonesian Downhill Championship di tahun yang sama.

Lebih lanjut Jambol menyebutkan, perbaikan parts sepeda downhill bisa mencapai kisaran Rp 1 juta. 

"Memang lihat-lihat dulu parts apa yang diperbaiki. Seperti RD (Rear Derailleur) atau operan gigi itu sampai segitu. Kalau beli baru malah sekitar Rp 2 jutaan," terang atlet yang kini tergabung dalam 76Rider DH Squad.

Selain itu Jambol menyarankan, saat membeli sepeda downhill sebaiknya ajak serta teman atau orang yang sangat paham soal sepeda.

"Kita harus tahu harga pasaran, sebab kadang harga second bisa lebih mahal ketimbang harga baru, kalau sepeda sudah di-upgrade pakai komponen berkelas atau bermerek. Jadi kita harus tahu barang, bisa menafsir harganya," sebut Jambol.

Sehingga kondisi sepeda memang harus dilihat langsung, dan diteliti per bagian. 

"Terutama frame harus dipastikan tidak bengkok, dengan cara roda belakang tampak lurus atau sejajar dengan roda depan," ungkap Jambol.

Lanjutnya, rangka yang tidak lurus bisa disebabkan oleh banyak hal. 

"Di antaranya bagian belakang terkena pohon, landing kurang pas, atau kena benturan keras," ujar Jambol sambil menambahkan bahwa rangka jarang bengkok karena konstruksinya dirancang kuat. 

"Normalnya sih sekedar lecet aja. Jarang sampai penyok. Justru yang paling rawan rangka retak," tunjuknya.

Untuk mengetahui keretakan frame bisa dilihat di bagian sambungan las-lasan

"Biasanya untuk rangka dari aluminium, keretakan ada di bagian situ," kata Jambol.

Sementara keretakan rangka berbahan karbon berbeda. 

"Keretakan biasa ada di bagian headtube," kata Jambol.

Selain itu, rajinlah memeriksa suspensi sepeda karena rawan kerusakan.

 "Caranya harus dicoba jalan, atau digenjot-genjot untuk mengetahui ada kebocoran oli pada seal atau enggak. Perlakuan ini sama antara fork dan rear shock."

Kerusakan lain yang rawan terjadi ada pada bagian bearing yang oblak.

"Semua ini akan ketahuan kalau sepeda dicoba langsung, sambil dicoba semua komponennya. Apakah naik-turun gigi masih normal? Apakah rem masih normal? Semua ini harus dijajal," pungkas Jambol. 



MORE STORIES