BMX mulai tampil di X Games sejak edisi perdana tahun 1995. Sejak saat itu, cabang ini tumbuh menjadi salah satu daya tarik utama ajang olahraga ekstrem paling bergengsi di dunia tersebut. Mulai dari Vert, Dirt Jumping, hingga Park dan Street, BMX di X Games menyajikan evolusi yang konsisten—baik dari sisi teknis, gaya, maupun popularitas.
 

Di awal kemunculannya, BMX Vert dan Dirt jadi dua cabang yang paling mencuri perhatian. Nama-nama seperti Mat Hoffman dan Dennis McCoy tampil sebagai pelopor. Namun salah satu ikon terbesar sepanjang sejarah X Games adalah Dave Mirra. Dijuluki “The Miracle Boy”, Mirra meraih total 24 medali X Games sepanjang kariernya—14 di antaranya emas—dan menjadikannya sebagai salah satu atlet tersukses sepanjang sejarah BMX Freestyle.
 

Setelah era Mirra, muncul generasi baru seperti Ryan Nyquist, yang tak kalah dominan, terutama di cabang Dirt dan Park. Nyquist dikenal karena konsistensinya dan berhasil mengumpulkan 16 medali X Games. Kemudian muncul Daniel Dhers dari Venezuela dan Logan Martin dari Australia, yang memperkenalkan gaya riding modern dengan trik yang lebih kompleks dan kombinasi yang mengesankan.
 

Fakta menarik lainnya: BMX Freestyle bukan hanya berprestasi di X Games, tapi juga menjadi cabang resmi Olimpiade mulai Tokyo 2020. Namun, bagi para rider dan fans, X Games tetap dianggap sebagai panggung “asli” di mana kreativitas dan ekspresi bebas lebih diutamakan dibandingkan batasan teknis seperti di ajang resmi lainnya.
 

Dengan perkembangan teknologi sepeda, kualitas park yang semakin kompleks, dan lahirnya rider-rider muda bertalenta, masa depan BMX di X Games tampaknya masih akan terus bersinar.