Cara Mengetahui Supermoto Bekas Crash

Cara Mengetahui Supermoto Bekas Crash

Home » Stories » Cara Mengetahui Supermoto Bekas Crash
Boyo Maladi | 10 October 2021

Motor dual purpose seperti Kawasaki KLX150, Honda CRF150 L, atau Yamaha WR155 memang banyak jadi incaran bagi mereka yang sedang mencari motor second untuk dipakai trail adventure atau trabasan.

Ya karena desainnya sudah berupa motor trail, jadi tidak banyak modifikasi yang harus dilakukan. Beda cerita jika mengambil basis dari motor sport seperti Kawasaki Ninja 150, atau Honda Megapro misalnya. Tentu harus melakukan banyak modifikasi.

Selain dipakai untuk trabasan, Kawasaki KLX150, Honda CRF150 L, atau Yamaha WR155 juga direkomendasikan  untuk dijadikan basis ubahan untuk supermoto. Kaki-kakinya tinggal dimodifikasi, terutama bagian pelek dan ban. Atau mungkin beli motor Kawasaki KLX150 bekas, Honda CRF150 L, atau Yamaha WR155 yang sudah dimodif jadi supermoto. Makin instan saja, bukan?

Namun demikian, Jannal Sung selaku pemilik, DQ Motor Trail Shop mengingatkan untuk lebih berhati-hati dalam membeli motor supermoto second. Jangan sampai mendapat motor bekas tabrakan.

“Rangka motor trail relatif lebih kokoh karena didesain untuk trek yang berat, sehingga lebih tahan benturan dengan tanah yang lebih empuk. Tapi beda cerita jika kena benturan aspal yang keras,” kata pemilik bengkel dan toko khusus motor trail di kawasan Jl. Ketintang Baru Selatan, Surabaya yang juga menjabat Manajer Operasional dari JC Suspension.

JC Suspension merupakan bengkel dengan spesialisasi untuk jasa perbaikan shock absorber, fork segala merek termasuk suku cadangnya, dan menangani motor-motor besutan pembalap yang tergabung dalam 76Rider Supermoto Squad.

Kembali lagi ke cara mengetahui, motor supermoto bekas tabrakan. Jannal mengatakan prinsipnya sama dengan ketika membeli motor trail second.

“Tetap harus waspada terutama bagian sub frame dan main frame-nya. Dilihat apakah ada yang bengkok atau patah, retak dan lain sebagainya,” ujarnya.

Menurut Jannal, untuk mengecek sub frame bisa dengan cara melihat kondisi sepatbor belakang  lurus dengan ban belakang atau tidak. 

“Kalau untuk main frame harus dilihat satu per satu detailnya,” tukasnya.

Untuk bagian kaki-kaki cobalah periksa potensi kebocoran di bagian seal pada fork, pastikan juga kondisi as fork-nya tidak bengkok. Jangan lupa periksa kondisi tabung dan triple clamp, pastikan tidak cacat.

“Kalau bagian shock breaker biasanya bocor dan asnya cacat. Ada juga yang sudah enggak berfungsi baik. Bisa diperiksa dengan metode genjot-genjot,” papar Jannal.

Untuk mengecek kondisi mesin, bisa dinilai dari kondisi mesin yang dingin atau mudah di-starter.  Pastikan suara mesin terdengar normal atau tidak. Ketika kondisi mesin sudah panas, lihat juga apakah masih bisa langsam atau berasap bagi motor 4 tak. 

“Kalau tampak luar bisa dilihat dari baut-bautnya, apakah sudah sering dibongkar. Apakah olinya banyak yang keluar atau tidak,” tutur Jannal sambil menambahkan, baut-baut yang masih orisinal atau tidak, biasanya menunjukan motornya terawat atau tidak.

Terakhir, periksalah cover bodi serta kelayakan pelek, ban, dan kampas rem.

“Sebaiknya membeli motor bekas itu tahu sejarah penggunaan sebelumnya. Itu lebih baik. Untuk itu melihat dan mencoba motor yang akan dibeli jauh lebih baik lagi agar tidak salah pilih,” pungkasnya. 



MORE STORIES