Adventure dan memodifikasi motor! Itulah beberapa aktivitas yang dilakukan Tommy Salim untuk mengisi waktu di tengah vakumnya kegiatan balap selama pandemi Covid-19.
Menurut pembalap road race kelahiran Surabaya, 25 Januari 1995 yang telah malang melintang di berbagai kejuaraan road race nasional maupun internasional, dan kini tergabung dalam 76Rider Supermoto Squad, adventure atau trabasan berguna sebagai ajang mengasah keterampilan dan fisik.
Sementara soal hobi modifikasinya, pembalap yang pernah berjaya dengan merebut juara pertama di Asia Cup of Road Racing Championship 2011 - China, dan juga menduduki posisi ke-4 di ajang Suzuka 4-hour Endurance 2018 - Jepang mengatakan, adventure juga digunakan sebagai ajang eksperimen menjajal modifikasinya.
"Kebetulan saya memang suka utak-atik motor, dan karena lagi suka adventure, maka saya ada alasan memodifikasi Honda CRF150 L untuk keperluan adventure ini," tutur Tommy.
Lebih lanjut Tommy menjelaskan, konsep modifikasi yang dilakukannya untuk meng-upgrade Honda CRF150 L keluaran dealer adalah hard enduro.
Sebagai info, hard enduro atau juga disebut extreme enduro yang populer di Eropa, dan disebut-sebut sebagai balap off-road paling gila dengan medan menantang yang kadang tak masuk akal untuk dilalui.
Tapi Tommy tak bermaksud mengikutkan motornya ke ajang hard enduro yang baru pertama kali digelar di Indonesia 2019 lalu.
Konsep modifikasi hard enduro di sini lebih menekankan pada perubahan total yang dilakukan pada kaki-kaki dan mesin CRF.
Pada sektor suspensi, misalnya. Tommy ganti dengan spek yang biasa digunakan motor SE (Special Engine), dan di-setting ulang agar nyaman, sesuai medan adventure.
Untuk itu, dia hunting online, mencari fork depan dan swingarm yang diinginkan.
"Untuk fork depan, saya akhirnya dapat punya Yamaha YZ 85, dan swingarm YZ 125," ujar Tommy yang langsung membawa komponen tersebut ke JC Suspension untuk dipasang dan di-setting sesuai keinginan.
Selain kaki-kaki, perubahan paling rumit terletak pada mesin karena Tommy ingin melakukan pembesaran kapasitas mesin dengan cara bore up dan stroke up.
Untuk urusan tersebut, Tommy Salim dimudahkan karena mempunyai garage & speedshop sendiri, yakni TS75, yang digawangi ayahnya, Gunawan Salim, mantan pembalap nasional motocross.
Sebagai info, kapasitas mesin 149 cc pada CRF150L spek standar didapat dari diameter bore 57.3 mm dan stroke 57.8 mm.
Karena ingin mendapatkan power lebih besar dan torsi lebih kuat, Tommy putuskan menempuh langkah bore up dengan memasang piston Moto 1 diameter 68 mm.
Sementara untuk naik stroke, Tommy melakukan modifikasi pada kruk as sehingga didapat langkah lebih tinggi, yakni 67 mm.
"Dari cara ini didapat peningkatan kapasitas mesin menjadi 243 cc," sebut Tommy yang mengatakan bahwa dia akan terus mengamati dongkrak power CRF dengan memasang piston berdiameter lebih besar, yakni 72 mm.
Peningkatan kapasitas mesin tentu harus dibarengi dengan pasokan bahan bakar lebih deras ke ruang bakar. Supaya lebih mudah, Tommy memutuskan mengganti sistem injeksi menjadi karburator.
"Saya pasang karburator Uma 34," tunjuk Tommy yang juga memodifikasi kem atau noken as untuk menambah atau memperlebar durasi bukaan klep menjadi lebih lama sehingga pasokan campuran udara dan bahan bakar yang mengalir ke dalam silinder lebih padat.
Begitu pun proses pembuangan sisa gas hasil pembakaran supaya lebih lancar terbuang ke ujung knalpot Proliner yang terpasang di motor. Selain itu, Tommy juga mengganti klep lebih besar supaya debit bahan bakar ke ruang bakar akan lebih banyak.
"Saya pakai klep 34/29 mm," sebut Tommy.
Sebagai info, klep original Honda Genuine Part untuk CRF 150 L adalah 30/26 mm.
Sumber: otoplus-online.com