Catatan Positif Rio Akbar Dari UCI BMX Racing World Cup 2022 Round 3 & Round 4 Di Papendal, Belanda

Catatan Positif Rio Akbar Dari UCI BMX Racing World Cup 2022 Round 3 & Round 4 Di Papendal, Belanda

Home » Stories » Catatan Positif Rio Akbar Dari UCI BMX Racing World Cup 2022 Round 3 & Round 4 Di Papendal, Belanda
Boyo Maladi | 14 June 2022

Salah satu tujuan dari 76Rider memberangkatkan atlet yang dinaunginya berlaga di ke kejuaraan dunia adalah untuk mencari pengalaman, sekaligus mengukur skill dengan rider profesional.

Dari sini diharapkan, atlet punya motivasi kuat untuk terus mengembangkan kemampuannya menorehkan prestasi terbaiknya di event-event selanjutnya.

Keberangkatan Rio Akbar, atlet nasional yang bernaung di bawah 76Rider BMX Squad mengikuti UCI BMX Racing World Cup 2022 Round 3 & Round 4 di Papendal, Belanda pada 11-12 Juni 2022 kemarin jadi bukti keseriusan ini.

Pria kelahiran Bandung, 16 Juni 1995 yang mengawali karier BMX-nya pada 2006 mengatakan, banyak catatan penting yang didapatnya usai mengikuti UCI BMX Racing World Cup 2022 Round 3 & Round 4 di Papendal, Belanda.

"Saya dapat pengalaman dari segi pertandingan dan teknik balapan di trek supercross seperti di Papendal, Belanda ini. Sudah lama sih enggak coba trek seperti ini, karena jujur saja di Indonesia belum ada," buka Rio mengawali wawancara dengan 76Rider melalui handphone pada Senin, 13 Juni 2022.

Dari segi pertandingan, Rio mencatat sudah mulai bisa fight dibanding saat bertanding di trek yang sama di Papendal pada 2018 silam.

"Dulu tahun 2018, saya tertinggal jauh, tapi sekarang sudah mulai bisa fight dibanding sebelumnya," ujarnya.

Diakuinya, trek supercross berkarakter high speed seperti di Papendal jadi permasalahan utama yang dihadapinya.

"Akhirnya berpengaruh juga dari segi teknik. Meski saya mulai terbiasa setelah beberapa kali mencoba trek high speed, tapi dari segi top speed masih belum bisa menyamai professional rider ini," lanjut Rio.

Dicontohkannya, kalau speed atau kecepatan rata-rata di Asia berkisar antara 52-53 km/jam, tapi di sini bisa sampai 62 km/jam.

Saking penasarannya dengan speed para rider Eropa, Rio sampai memasang speedometer pada BMX pacuannya.

"Ya memang nggak ada rider yang pasang speedometer. Tapi saking kepo-nya, saya pengen ukur berapa sih kira-kira speed maksimal lawan," senyum Rio.

Hal menarik lain yang jadi catatan Rio adalah teknik jumping para pro-rider tersebut.

 "Kita sih sudah pada tahu, mereka itu jumping-nya enggak tinggi karena memang enggak butuh cari air time. Mereka lebih memilih kecepatan optimal saat jumping. Tapi kalau dibandingkan, teknik jumping saya masih terlalu tinggi ketimbang mereka," kata Rio.

Ia menambahkan, para pro-rider Eropa punya teknik manual yang sangat cepat, sehingga saat jumping bisa high speed hingga 52 km/jam.

Begitu pula dari segi teknik start. Menurut Rio mereka sudah biasa dengan starting gate setinggi 8 meter. 

"Padahal di Indonesia paling tinggi sekitar 5 meter," infonya.

Dari beberapa catatan ini, Rio mengambil kesimpulan, semuanya memang ditentukan faktor kebiasaan balapan di trek supercross yang belum ada di Indonesia.

"Tapi paling tidak, dari pengalaman ini kita bisa ukur seberapa jauh ketertinggalan kita, dan sebisa mungkin kita kejar," ujar Rio semangat.

Beberapa hal yang masih harus diperbaiki adalah mempertajam skill lagi dengan trek high speed

“Ya bagaimana caranya karena di Indonesia belum ada. Malah saya sempat lihat, ada rider dari negara Asia lain yang saya tahu di negaranya sudah punya trek high speed, tapi masih saja ingin menjajal trek high speed di sini (Papendal),” tutur Rio yang acung jempol pada 76Rider sebagai sponsor yang berani memberangkatkan atletnya ke Eropa untuk ukur kemampuan.

Selain itu, teknik di starting gate menurut Rio masih harus diperbaiki lagi. 

“Ini yang menarik. Saya sempat merasa, feeling saya sudah tepat banget saat start. Tapi ternyata, mereka bisa lebih baik lagi. Bisa lebih cepat lagi gerakannya saat melakukan standing start. Juga akselerasi bawa sepedanya,” ungkap Rio.

Pengalaman penting yang didapat Rio adalah jangan cepat berpuas diri.

 “Terus berlatih lebih keras lagi, karena ternyata mereka juga berlatih keras,” pungkas Rio. (BM)



MORE STORIES