Ikatan Cinta Fasya Ahsana Rifki Dan Balap BMX

Ikatan Cinta Fasya Ahsana Rifki Dan Balap BMX

Home » Stories » Ikatan Cinta Fasya Ahsana Rifki Dan Balap BMX
Boyo Maladi | 01 August 2021

Mengawali karier di cabang olahraga sepeda BMX sejak umur 9 tahun, atau tepatnya ketika masih duduk di kelas 3 SD tahun 2009, sampai sekarang Fasya Ahsana Rifki tetap setia, tak ingin pindah ke lain hati.

Padahal, cowok kelahiran Temanggung, 27 Juli 2000 tahu bahwa saat ini atlet sepeda Downhill punya kesejahteraan lebih. Terutama bagi yang berprestasi di tingkat nasional atau internasional.

Soal prestasi, Fasya tergolong qualified. Tahun 2017, dia sukses menjuarai BMX Korean Open yang digelar di Incheon, Korea Selatan. Setahun kemudian, Fasya juga menempati urutan ketiga BMX Asian Championship di Chainat - Thailand. Juga di tahun yang sama urutan ketiga kejuaraan C1 di Chonburi, Thailand.

Sementara di kejuaraan tingkat nasional, dia menyabet segudang prestasi, termasuk tahun 2020 lalu ketika dia menempati posisi runner up  di ajang Pra PON (Pekan Olahraga Nasional) di Jakarta.

"Enggak semua diukur sama uang sih. Saya lebih memilih berkompetisi di BMX Race," ungkap Fasya yang sekarang tergabung di 76Rider BMX Squad kepada 76Rider.

Ketika ditanya alasan kenapa tetap setia dengan BMX Race, Fasya langsung menjawab, "Karena asyik, banyak seninya, dan ada kompetisinya. Enggak tampil satu-satu gitu, tapi langsung balapan berdelapan di sirkuit," kata Fasya.

Lho kan sama dengan road bike? Fasya kembali menjawab, "Kalau road bike nggak ada manual dan jumping-jumpingnya."

Padahal ayah Fasya, orang yang pertama kali menganjurkannya untuk pindah menekuni BMX setelah sebelumnya giat di badminton, pernah bilang agar dia pindah ke Downhill karena hadiah lebih besar.

"Tapi jujur saya enggak tertarik dan saya enggak mau stress atau tertekan gara-gara latihan yang bisa sampai ratusan km atau selama 6 jam. Males banget,” tutur Fasya.

Baginya yang penting fokus dan berprestasi sebaik mungkin. 

“Soal rejeki sudah ada yang mengatur,” senyum Fasya yang punya keinginan jadi pengusaha wiraswasta setelah nanti gantung setir.

“Ya, mungkin nanti kalau udah enggak kuat balapan, alih profesi aja buka toko sepeda atau toko roti,” tawanya. (BM)



MORE STORIES