Ini Cara Jaga Kekompakan Saat Trabasan Menurut Gerry Salim

Ini Cara Jaga Kekompakan Saat Trabasan Menurut Gerry Salim

Home » Stories » Ini Cara Jaga Kekompakan Saat Trabasan Menurut Gerry Salim
Boyo Maladi | 19 May 2021

Untuk mengisi waktu luangnya, Gerry Salim, pembalap kelahiran Surabaya yang tergabung dalam 76Rider Supermoto (SM) Squad, dan sampai sekarang masih aktif mengikuti ajang kejuaraan internasional road race kerap melakukan adventure atau trabasan.

Gerry tidak sendirian tapi bergabung bersama komunitas Belalang Tempur yang dikomandani Bambang ‘Kapten’ Haribowo, yang juga adalah Ketua Umum Pengprov IMI Jatim.

Uniknya menurut Gerry, komunitas ini beranggotakan peminat otomotif yang sudah sepuh dengan rentang usia 50 – 60 tahunan, seangkatan Bambang Kapten, dan juga anak-anak muda usia belasan.

Dari sini Gerry mengaku banyak mendapat pelajaran, bagaimana menjaga kekompakan saat trabasan bareng.

“Sebab biasanya sangat sulit menjaga kekompakan komunitas dengan gap usia jauh berbeda seperti ini. Yang muda inginnya kenceng dan main di jalur ekstrem, sementara yang sepuh lebih suka main aman dan enjoy aja,” ungkap Gerry.

Namun demikian, Gerry mengaku salut dengan kepemimpinan Bambang Kapten dalam menjaga kekompakan komunitas ini.

“Sebab kayaknya, Pak Bambang paham kemauan anak muda, tapi juga tahu kapasitas anggota yang sepuh,” tukas Gerry yang aktif di komunitas Belalang Tempur bersama ayahnya, Gunawan Salim, mantan pembalap yang seangkatan dengan Bambang Kapten.

Diceritakan oleh Gerry, sebelum riding, Bambang Kapten selaku team leader selalu memberikan briefing terkait tata cara trabasan. Seperti trek yang akan dilalui, tim yang bertugas sebagai fore rider atau pemandu jalan, dan sweeper atau tim penyapu yang tugasnya memastikan tidak ada peserta yang ketinggalan, sekaligus menjemput jika ada yang tertinggal.

“Tim pemandu jalan ini biasanya orang lokal setempat yang tahu seluk beluk lokasi yang dilalui. Asyiknya, kita bisa request jalur yang kita inginkan. Mau yang nyantai seperti yang biasa diminta anggota yang sepuh, atau yang ekstrem seperti yang biasa dicari anggota yang muda,” tutur Gerry.

Gerry melihat sosok Bambang Kapten sebagai team leader yang suka mengambil jalan tengah.

 “Pak Bambang memperbolehkan kita, anggota yang muda, untuk lanjut menjajal jalur yang ekstrem, saat anggota yang tua beristirahat.  Setelah itu kita tetap balik sama-sama. Jadi kekompakan terjaga,” tukas Gerry.

Gerry juga menjelaskan bagaimana komunitas ini berkomunikasi dengan anggota yang tertinggal saat trabasan.

“Kita memang tidak memakai alat khusus. Cuma saat briefing sudah diinstruksikan, ketika ada anggota yang tertinggal, maka dia harus tetap di jalur, dan menunggu untuk dijemput tim sweeper. Sembari kita menunggu, anggota yang lain coba-coba cari sinyal kirim pesan, atau share location via handphone.”

Dengan cara tersebut, komunitas Belalang Tempur bisa menjaga kekompakan anggota yang berjumlah 15 orang.

“Paling penting sih bukan banyak sedikitnya anggota. Tapi bagaimana kita menjaga kekompakan dalam tim karena tujuan trabasan ini adalah cari senang,” tutup Gerry. (BM)



MORE STORIES