Kehadiran VW Big Foot sebagai obstacle atau rintangan baru di ajang Trial Game Dirt 2024 memberikan tantangan tersendiri bagi pembalap.
Apakah VW Kodok dengan roda seukuran bulldozer ini harus dilewati dengan hati-hati? Ataukah justru harus dilompati?
Nyatanya, dari mulai Trial Game Dirt 2024 Putaran 1 yang digelar di Lapangan Garnizun Semarang (5-6/7) hingga putaran berikutnya di Lapangan Perum Graha Tirta Waru - Sidoarjo (26-27/7), semua pembalap memilih bermain aman, dengan melewati roda gambot VW Big Foot tersebut satu per satu.
“Memang sempat kepikiran untuk melompatinya. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, akhirnya saya putuskan tidak berspekulasi melompatinya. Lebih aman melewati rodanya satu per satu. Memang butuh waktu lebih banyak, tapi tidak terlalu berisiko,” ungkap Ananda Rigi, crosser asal Lamongan yang digadang-gadang bakal menjadi rising star di Trial Game Dirt bersama pembalap muda lainnya, M. Zidane.
Sebagai informasi, VW Big Foot adalah rintangan baru di Trial Game Dirt berupa VW Kodok warna merah menyala, yang dipasangi empat roda dari pelat berupa besi hollow seukuran bulldozer.
“Kalau kita pakai roda dengan ban bulldozer beneran justru akan lebih berbahaya. Karena itu kita buatkan saja replika roda bulldozer dari pelat, yang dipasang secara knock down ke bodi VW Kodok itu,” terang Abednego selaku Wakil Ketua Penyelenggara Trial Game Dirt dari Genta Autosport.
Tapi tetap saja. Replika roda bulldozer inilah yang banyak menyulitkan pembalap.
Jika dilewati dengan hati-hati, bagian bawah motor berisiko nyangkut ke bagian atas roda bulldozer, dan mesin motor bisa mati, sehingga pembalap bisa terjatuh.
Seperti yang dialami pembalap senior, Ivan Harry Nugroho di Trial Game Dirt 2024 Putaran 1 Semarang.
“Kemarin saya jatuh di situ, tepatnya di heat terakhir FFA Open,” tutur Ivan Harry kepada 76Rider saat ditemui di Trial Game Dirt 2024 Putaran 2 Sidoarjo.
Lebih lanjut Ivan Harry pun menjelaskan kronologinya. “Di heat terakhir FFA Open itu, kondisinya hujan. Karena itu selepas start, saya pun mengurangi kecepatan dan coba melewati roda VW Big Foot itu dengan hati-hati. Eh, malah terpeleset dan saya jatuh masuk sepatbor VW Big Foot itu,” senyum Ivan Harry.
Akibat insiden tersebut, Ivan Harry gagal menyelesaikan balap dan terpaksa harus puas di urutan ke-4 pada hasil akhir kejuaraan untuk kelas Open FFA.
“Padahal cukup dengan finish saja, saya bisa juara umum,” kesal Ivan Harry.
Dari pengalaman ini, Ivan Harry pun berencana melakukan pendekatan berbeda dalam melewati obstacle VW Big Foot tersebut di Trial Game Dirt 2024 Putaran 2 Sidoarjo.
“Sudah sejak dari rumah, saya bertekat bisa melompati VW Big Foot tersebut tersebut,” tekat Ivan Harry yang langsung mencobanya di heat 1, dan berhasil!
Namun diakui oleh Ivan Harry, jumping melewati roda VW Big Foot tersebut risikonya besar.
“Ïtu karena ban VW Big Foot tersebut munuk (melengkung), enggak rata dengan jembatannya. Jadi ketika dilibas dengan kecepatan tinggi supaya bisa jumping melewatinya, motor akan terlontar melambung ke atas. Sudah begitu ketika landing kita langsung mendarat ke atas tanah datar sehingga sangat keras sekali benturannya. Sakit banget rasanya!” papar Ivan Harry yang mengaku puas bisa menaklukkan si VW Big Foot.
Resiko inilah yang tidak mau diambil Ananda Rigi yang sedang menyelesaikan sekolah kedokteran ini.
“Setelah saya pikir-pikir, lebih baik saya kehilangan waktu di situ (obstacle VW Big Foot) ketimbang resiko cedera. Toh saya bisa mengejar ketertinggalan dengan melibas secepat mungkin tikungan,” ujarnya.
Ananda Rigi mengaku kehilangan banyak waktu di obstacle VW Big Foot itu karena dia menerapkan “jurus naik kuda” ketika melewati roda gambot tersebut.
“Posisi badan saya harus maju-mudur kayak seperti naik kuda, untuk mendapatkan momentum naik-turun suspensi yang pas sehingga motor enggak nyangkut ke roda Big Foot,” pungkas Ananda Rigi.
Dengan hadirnya obstacle baru berupa VW Big Foot ini maka artinya di Trial Game Dirt 2024 total ada 9 rintangan (sebelumnya 8 rintangan) yang harus diselesaikan pembalap, yakni Titian Cobra, Jumping Mobil, Jumping Patah, Royal Kurma, Double Jump, Jumping Meja.
“Beberapa dari obstacle tersebut ada yang lebih dari satu supaya makin menantang lagi dan yang jelas… Nyali aja ngga cukup,” senyum Abednego.