Jambol Berkomentar Tentang Bendungan Urban Downhill Competition

Jambol Berkomentar Tentang Bendungan Urban Downhill Competition

Home » Stories » Jambol Berkomentar Tentang Bendungan Urban Downhill Competition
Boyo Maladi | 23 September 2022

Pemerintah Kota Semarang sukses menggelar Bendungan Urban Downhill Competition 2022 pada 13 -14 Agustus 2022 lalu, untuk yang pertama kalinya.

Beda dengan gelaran downhill pada umumnya yang digelar di lereng perbukitan atau trek off-road menurun. 

Bendungan Urban Downhill Competition 2022 digelar di Kampung Kintelan, Kelurahan Bendungan, Gajahmungkur, dan melewati perkampungan dengan obstacle berupa lereng, teras rumah warga, rumah kosong, hingga bekas kandang kambing, dengan rute naik-turun sepanjang 1,1 kilometer.

Tentu saja bagi penghobi downhill maupun atlet extreme sports, Bendungan Urban Downhill Competition 2022 menarik untuk diikuti. 

Salah satunya adalah Mohammad Abdul Hakim, atlet nasional downhill yang tergabung dalam 76Rider DH Squad.

“Saya melihat event Urban Downhill Bendungan Gajah Mungkur Semarang ini sukses digelar dengan jumlah 200 starter yang menurut saya cukup banyak,” buka Jambol, sapaan pria kelahiran Jepara, 24 Mei 1996.

Menurut Jambol, itu karena urban downhill sudah jarang digelar. 

“Seingat saya, dulu tahun 2016-2017 76IDH pernah mengadakan urban downhill setahun ada dua seri. Tapi setelah itu semakin jarang terutama ketika pandemi. Kiranya, rasa rindu inilah yang membuat Urban Downhill Bendungan Gajah Mungkur Semarang lalu disambut antusias peserta,” senyum Jambol.

Termasuk Jambol yang sekadar iseng ikutan karena jadwal kompetisi kebetulan kosong dan lokasi event tidak terlalu jauh. 

“Dari Jepara ke Semarang cuma sekitar 2-3 jam saja. Saya jadi mau ikut buat seru-seruan,” kata Jambol.

Saat ditanya kesannya mengikuti event urban downhill tersebut, Jambol mengatakan enggak seberat downhill umumnya, dengan panjang trek sekitar 1 km.

“Selain trek menurun berupa trap-trapan yang merupakan jalan warga, ada juga trek pedaling sepanjang sekitar 40 persen dari total trek, juga berem dan jumpingan buatan. Cukup menantang sih,” senyum Jambol yang merebut nomor dua di kelas Men Elite.

Saat ditanya, mana lebih sulit antara downhill dan urban downhill, Jambol mengatakan, downhill dengan trek alam pada umumnya lebih sulit.

“Karena menggunakan lintasan alam, maka trek gampang berubah. Menurut saya hal tak terduga yang berkaitan dengan alam seperti ini lebih sulit,” pungkas Jambol. 



MORE STORIES