Mohammad Abdul Hakim, seorang atlet nasional Downhill yang tergabung dalam 76Rider Downhill Squad menyoroti kesalahan utama yang paling banyak dilakukan oleh pemula adalah saat melakukan jumping.
Pria yang lebih dikenal dengan sapaan Jambol ini mengatakan, pemula banyak yang modal nekat alias bonek saja saat melakukan jumping.
“Seharusnya mereka ini belajar melakukan jumping secara bertahap. Diawali belajar drop dari yang pendek dulu. Setelah bisa dan percaya diri kemudian bisa coba lebih tinggi lagi,” buka Jambol.
Belajar jumping pun sama. “Belajar dari yang kecil dan aman dulu kayak table top secara bertahap dan dilatih terus,” lanjut Jambol.
Kenapa ini penting? Sebab menurut Jambol, pemula yang bonek saat melakukan drop besar atau jumping resiko terjatuh sangat tinggi.
“Ketika pemula kurang menguasai apalagi takut yang dipaksa, biasanya posisi badan jadi enggak rileks. Ini bisa menyebabkan jatuh,” kata Jambol.
Beda jika proses belajar ini dilakukan secara bertahap. “Kita akan terbiasa bawa sepeda saat jumping atau drop dan merasakan irama, baik saat take off maupun landing, dengan posisi tubuh yang benar dan rileks,” lanjut Jambol.
Pengalaman ini didasarkan pada fakta di lapangan, banyaknya rider penghobi yang jatuh di drop karena main libas saja.
Lantas bagaimana teknik melakukan jumping yang benar? Jambol pun menjawab, posisi badan harus benar-benar pas, dan ini harus dilatih bertahap menyesuaikan bentuk jumpingan yang berbeda-beda.
“Yang jelas, posisi badan enggak terlalu ke depan atau ke belakang, dan ini menyesuaikan bentuk jumpingan serta speed,” kata Jambol.
Ia pun mencontohkan saat melewati jumpingan, tapi speed kurang kencang.
“Maka harus angkat sepeda, dan untuk itu posisi tubuh harus menyesuaikan. Ini harus dilatih bertahap sehingga bisa menguasai sepeda. Juga enggak takut dan bisa merasakan speed atau badan sudah pas atau belum. Nanti feeling ini akan terasah sendiri jika proses belajar dilakukan dengan bertahap dan benar,” jelas Jambol.
Ia melanjutkan, kontrol sepenuhnya dilakukan saat hendak take off. Roda depan bisa diangkat jika speed kurang kencang saat hendak melewati drop atau double jump.
“Ketika dalam kondisi seperti ini, maka kita bisa segera angkat sepeda dengan cara angkat roda depan seperti ketika melakukan bunny hop, sehingga bisa landing dengan tepat. Koreksi dilakukan saat hendak take off bukan saat melayang. Di atas rileks saja,” jelentreh Jambol lagi.
Sebaliknya ketika speed terlalu kencang, maka roda depan ditekan saat hendak take off, sehingga jumping enggak terlalu tinggi. “Mirip ketika melakukan scrub,” lanjut Jambol.
“Sekali lagi, semua ini hanya bisa dilakukan melalui proses belajar bertahap yang dilakukan dengan benar. Bukan sekedar bonek!” pungkas Jambol.