Ada ritual yang biasa dilakukan mekanik sebelum balap, yang bisa diterapkan untuk sehari-hari, yakni memanasi motor sebelum dipakai. 

Hal ini disampaikan Tommy Salim, jawara Trail 175 Open Trial Game Asphalt 2019 yang kini tergabung dalam 76Rider Supermoto Squad.

“Tujuan memanaskan mesin ini ada beberapa. Paling penting adalah mensirkulasikan pelumas di dalam mesin,” kata Tommy.

Lanjut Tommy, posisi pelumas terletak di bak oli yang ada di bagian bawah mesin. Sementara di bagian atas mesin ada banyak komponen yang perlu mendapatkan pelumasan agar terlindungi dari gesekan.

“Karena itu, untuk memastikan agar semua komponen mesin terlumasi dengan baik, terutama komponen bagian atas seperti kem dan piston, motor harus dinyalakan beberapa saat. Biasanya mengikuti indikator temperatur mesin sampai menunjuk 3 bar dari 6 bar. Atau pada sistem analog ketika posisi jarum menunjuk ke tengah,” jelas arek Suroboyo yang pernah menjuarai Asia Cup of Road Racing Championship 2011 di China.

Nah, saat memanaskan mesin kadang mekanik juga memainkan gas atau bleyer-bleyer motor. Tujuannya bukan untuk gaya-gayaan, tapi memastikan kondisi mesin oke, tidak ada gejala berebet.

“Ya, mesin dengan sistem injeksi memang harus panas untuk mencapai suhu kerja ideal. Kalau mesin terlalu dingin, kadang muncul gejala berebet,” jelas Tommy.

Yang menarik, kadang suhu udara turut berpengaruh terhadap setting mesin injeksi. 

“Ketika suhu udara berubah menjadi lebih dingin dibanding saat terakhir kita setting mesin, maka ada kemungkinan kita harus setting ulang ECU-nya. Demikian juga sebaliknya,” jelas Tommy yang gemar utak atik motor.

Hal tersebut berkaitan dengan pengaturan debit bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar. Ketika suhu udara berubah lebih dingin, maka setting bahan bakar perlu dibuat agak kering (lean).  Sebaliknya, ketika suhu udara berubah jadi lebih panas, maka setting bahan bakar perlu dibuat agak basah (rich). (BM)