Kenapa Rata-Rata Pembalap MotoGP Belajar Supermoto?

Kenapa Rata-Rata Pembalap MotoGP Belajar Supermoto?

Home » Stories » Kenapa Rata-Rata Pembalap MotoGP Belajar Supermoto?
Boyo Maladi | 21 October 2024

Hampir setiap pembalap profesional, mulai dari MotoGP hingga MXGP, belajar supermoto untuk mengasah kemampuannya. 

Johann Zarco, pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda, misalnya. Saat tidak berlatih Flat Track bersama Fabio Quartararo, rekan senegaranya dari Prancis yang memperkuat tim Yamaha MotoGP, Zarco tidak jarang ditemukan di sirkuit Supermoto yang ada di Prancis Selatan, berlatih bersama Thomas Chareyre, pembalap Juara Dunia beberapa kali di arena Supermoto.

Begitu pula Valentino Rossi, yang bahkan membangun trek tanah-aspal kelas dunia melewati perbukitan dekat rumahnya di Tavullia, Italia.

Bisa dikatakan, mayoritas pembalap MotoGP pernah berlatih Supermoto. Meski kebanyakan dari mereka tidak terlibat secara profesional dalam disiplin balap ini, namun mereka sering berlatih di sela akhir pekan perhelatan Grand Prix.

Kenapa? Ya, karena Supermoto membantu mereka meningkatkan kemampuan dalam banyak hal. 

Mulai mengendalikan situasi, menyempurnakan respons saat menghadapi masalah, mencoba menjadi lebih cepat dalam bereaksi, dan tentu saja untuk meningkatkan gerakan badan.

Ini penting karena dalam olahraga kecepatan seperti MotoGP, Anda tidak bisa membiarkan hal-hal terjadi secara kebetulan. Dan ini bisa dilatih dengan cara menyenangkan dan minim risiko di Supermoto.

Supermoto mengajarkan pengendaranya untuk bersikap santai, dan membiarkan motor melakukan sisanya. 

Namun bukan hanya gaya mengemudi yang membantu Anda maju. Geometri sepeda motor menyoroti kesalahan berkendara sekecil apa pun.

Dalam Supermoto, Anda harus mengetahui cara berpindah dari aspal ke tanah, dan sebaliknya, dengan tingkat keterampilan motorik yang terus berubah, sehingga Anda harus tahu cara beradaptasi. 

Oleh karena itu, Anda memerlukan sepeda motor yang ringan dan responsif, dipasang pada suspensi dengan travel yang signifikan, dihubungkan dengan ban dengan cengkeraman yang kuat, yang dapat efektif di medan campuran off-on road.

Mengetahui cara mengatasi selip, saat berakselerasi dan juga saat mengerem, tanpa bantuan elektronik apa pun memungkinkan pengemudi memperoleh banyak refleks jika terjadi kehilangan cengkeraman. 

Refleks ini, meskipun diperoleh pada kecepatan 100 km/jam, dapat berguna pada sepeda motor yang mencapai kecepatan lebih dari 300 km/jam di trek MotoGP.

Dengan tingkat bahaya Supermoto yang tergolong rendah. Pembalap terdorong untuk push to the limit atau bahkan melampaui batas Anda sendiri.

Ini menjadi inkubator yang sempurna untuk meningkatkan kemampuan handling terhadap motor dan kecepatan, juga pengendaranya!

Tekan rem, gerakkan bokong keluar dari sadel, lalu miringkan sepeda motor. Ini adalah proses sederhana yang menguraikan hal-hal penting tentang cara menikung ala Supermoto. 

Meskipun beberapa pengendara masih lebih memilih untuk menggunakan lutut atau knee-down di trek aspal Supermoto, namun dengan karakter trek yang sempit dan berkelok, hampir tidak mungkin untuk berpindah dari satu sisi motor ke sisi lainnya di beberapa tikungan. 

Lebih mudah, cepat dan efisien untuk menggerakkan sepeda motor di bawah pengendara untuk berbelok, sehingga menggeser pusat gravitasi pengendara. 

Dengan tidak adanya lintasan lurus yang panjang untuk bersantai di Supermoto, ini mengharuskan pembalap berjuang ekstra terus-menerus.

Beda lagi saat menghadapi trek tanah Supermoto. 

Selain Supermoto, Dirt Track juga digemari dengan layout trek tanahnya yang berbentuk oval. Di sini sepeda motor tidak dilengkapi dengan rem depan. Jadi kuncinya adalah mengendalikan selip, apalagi bannya ban hujan yang kuat menggigit tanah. 

Disiplin Dirt Track yang muncul di Amerika Serikat ini berlangsung dengan beberapa babak kualifikasi, babak penyisihan, dan perlombaan final, di mana pemenangnya ditentukan.

Pembalap ternama MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez adalah juga seorang spesialis Dirt Track. Ia menjelaskan mengenai hal ini.

“Di MotoGP, Anda memiliki adrenalin kecepatan, Anda harus super presisi di setiap lap dan Anda tidak boleh kehilangan konsentrasi,” buka Marquez.

“Di Dirt Track, setiap lap berbeda. Ada selip, dan Anda harus sangat teliti dalam menginjak gas. Memang benar bahwa balapannya sangat singkat dan tidak dapat diprediksi sehingga membuatnya sangat seru, dan Anda bisa beralih dari posisi menang menjadi pembalap yang memperebutkan posisi kedelapan,” senyumnya. 

Tidak diragukan lagi, ini adalah teknik yang menunjukkan pengaruh besar Supermotard dalam balap motor.

Jadi pengendara yang memahami bahwa Supermoto adalah cara terbaik untuk menghubungkan otak Anda ke tangan kanan dan ban belakang telah menguasai seni kontrol traksi. 

Sifat dasar trek dan sepeda motor ini telah menjadi alat pembelajaran bagi pengendara di semua tingkatan. 

Ini menjelaskan, kenapa hampir setiap pembalap professional, mulai dari MotoGP dan bahkan hingga MXGP mengikuti Supermoto. 

Untuk mengasah kemampuannya dalam mengendalikan sepeda motor dalam berbagai kondisi! 



MORE STORIES