Kisah Rio Akbar Dan Vespa

Kisah Rio Akbar Dan Vespa

Home » Stories » Kisah Rio Akbar Dan Vespa
Boyo Maladi | 04 November 2021

Ada yang menarik ketika melihat akun instagram milik Rio Akbar, atlet nasional yang tergabung dalam 76Rider BMX Squad. Akun @rio_karioakbar tersebut penuh dengan foto dan video Rio bersama BMX dan… Vespa!

Setelah ditanya, Rio kemudian menjelaskan dia mulai benar-benar suka Vespa sejak awal 2020. 

“Sebenarnya saya sudah tahu Vespa sejak lama, tapi menurut saya biasa aja malah merepotkan, sering mogok, harus isi oli samping, pokoknya masih enak naik motor matik lah…” tawa Rio yang sebelumnya lebih suka pinjam Vespa PTS tahun 1980 milik pelatihnya, Coach Ari Kristanto.

Dari situ, pelan-pelan Rio mulai mengenal kultur komunitas Vespa yang mengedepankan persaudaraan. 

“Bayangin aja, biar enggak saling kenal, mereka itu selalu menyapa dan ramah. Entah dengan bunyikan klakson atau angguk kepala. Ini yang sangat saya suka,” kisah Rio.

Dari sini akhirnya Rio putuskan membeli Vespa pertamanya, yaitu tipe Sprint tahun 1978 pada Oktober 2020. Dan benar juga, ada pengalaman yang kemudian sangat membekas di hati Rio, sehingga membuatnya semakin suka Vespa. 

Kebetulan saat mengikuti training camp di Jogja, Rio yang mengaku belum pernah touring naik motor, atau bahkan enggak punya pengalaman membuka busi apalagi membongkar karburator memilih nekat touring sendirian. 

“Waktu itu tinggal saya sendirian di mess, dan anak-anak sudah pada pulang,” tutur Rio yang kemudian memutuskan berangkat jam 6 pagi dari Jogja untuk pulang ke rumahnya di Bandung.

Saat berkendara sejauh 2 Km, tiba-tiba mesin Vespanya mati. Padahal, sebelumnya Vespa sudah dimasukkan ke bengkel dan dikinclongin segala.

Dengan segala perjuangan, Rio terpaksa membuka busi serta membongkar karburator sendirian, dan mencoba sebisa mungkin menghidupkan Vespanya. Setelah dua jam, usahanya berhasil dan dia pun melanjutkan perjalanan.

“Eh masuk perbatasan Jogja sampai Purworejo mati lagi... terpaksa dibetulin lagi businya terus jalan lagi. Sampai sebelum Banjar, mogok lagi. Padahal stok busi cadangan sudah habis. Mana posisi di hutan, pas tanjakan lagi,” senyum Rio. 

Setengah putus asa, Rio kehabisan cara. Padahal, saat itu sudah jam 13:00 siang. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki membonceng anak kecil dengan menggunakan Vespa.

“Bapak ini kemudian menawarkan bantuan men-step Vespa saya sampai menemukan bengkel di Ciamis. Ini yang membuat saya semangat lagi,” tukas Rio yang akhirnya sampai Bandung jam 20.30.

Dari sini Rio mengaku makin paham Vespa dan makin suka. Sampai-sampai sempat punya empat Vespa, sebelum dijual lagi sehingga hanya tersisa dua unit, Sprint dan PTS.

“Ternyata, Vespa itu kalau benar-benar pas settingan mesin dan pengapiannya, bandel juga kok,” tutur Rio yang memilih tidak bergabung dengan salah satu komunitas.

Menurut Rio, kegiatan jalan-jalan bersama para penghobi Vespa adalah hal yang menyenangkan. 

“Dari sini kami suka gila-gilaan termasuk trabasan naik Vespa gitu,” kekeh Rio. 



MORE STORIES