Sebelum media sosial dan YouTube mendominasi, dunia BMX berkembang lewat halaman-halaman majalah. Di era 70-an hingga awal 2000-an, majalah bukan hanya tempat mencari berita balap atau foto aksi rider — tapi juga cerminan gaya hidup, mimpi, dan semangat komunitas BMX.
 

Semuanya dimulai dari Bicycle Motocross News, yang terbit pada tahun 1974. Didirikan oleh Scot Breithaupt, pelopor BMX dari California, buletin ini jadi media pertama yang secara eksklusif membahas dunia BMX. Isinya sederhana: hasil balapan, jadwal event, ranking rider, dan kabar terbaru dari komunitas. Tapi dari sinilah semua bermula—semangat untuk mendokumentasikan budaya yang saat itu belum dianggap sebagai olahraga resmi.
 

Dua tahun kemudian, lahirlah BMX Action (1976), yang benar-benar mengubah cara BMX dipandang. Didirikan oleh Bob Osborn, majalah ini tampil lebih visual dan stylish. Foto-foto aksi dengan angle menarik, profil rider, tips trik, serta layout yang keren membuatnya jadi “kitab suci” para rider muda. BMX Action bukan sekadar majalah—ia membentuk identitas budaya BMX di era 80-an.
 

Lalu ada Freestylin’ Magazine, yang muncul pada awal 80-an saat BMX freestyle mulai naik daun. Dikelola oleh Andy Jenkins, Bob Osborn, dan RL Osborn, majalah ini fokus pada sisi kreativitas dalam BMX—flatland, ramp, hingga street. Gaya penulisannya lebih bebas, nyeni, dan mewakili suara generasi baru yang lebih ekspresif.
 

Seiring waktu, muncul juga Ride BMX, yang populer di era 90-an hingga 2000-an. Dengan cakupan global dan kualitas visual tinggi, Ride BMX menyatukan dunia balap dan freestyle. 
 

Majalah-majalah ini mungkin sudah berhenti terbit atau beralih ke format digital, tapi pengaruh mereka tetap terasa. Mereka bukan cuma mencatat sejarah—mereka membentuknya.