Ingin jadi freestyler professional yang memukau ribuan penonton dengan gaya akrobatik di atas udara? Wah bagaimana caranya ya?
“Mudah! Semua bisa diawali dari jumping,” buka Agha Riansyah, crosser sekaligus freestyler muda yang tergabung dalam 76Rider MX Squad, dan dikenal dengan aksi akrobatiknya yang memukau.
Kenapa diawali dari jumping? Sebab menurut Agha, inti dari freestyle adalah mengisi air time atau waktu melayang di udara dengan trik-trik tertentu.
“Nah supaya bisa melayang di udara ini, otomatis kita harus belajar dulu bagaimana bisa melakukan teknik jumping dan merasa nyaman,” jelas Agha.
Dari sinilah Agha menganjurkan bagi para pemula yang ingin belajar freestyle untuk mengawalinya terlebih dahulu dengan belajar teknik jumping. “Pastikan benar-benar menguasai handicap jumpingan, yang menurut kita paling nyaman,” lanjut Agha.
Ditambahkannya, ada dua handicap jumpingan yang utama, yakni sudut kemiringan, dan gap jumping (mulai awal jumping sampai turun). “Ini yang harus dilatih terus menerus sampai merasa nyaman, sehingga secara otomatis akan muncul keberanian melakukan freestyle,” pesan Agha.
Nah buat pemula, latihan jumping ini bisa diawali dengan berlatih pada sudut kemiringan jumpingan 40 derajat, dan ketinggian sekitar 2 meter. Terus dilakukan hingga bisa mencapai gap jumpingan 8 – 10 meter.
“Tiap rider punya teknik jumping sendiri. Ada yang menahan rpm ketika mau take off. Ada yang langsam dulu buka gasnya di awal baru kemudian dibuka lebar silakan. Yang penting jangan sampai tutup gas ketika hendak take off. Ini kesalahan yang paling sering dilakukan pemula,” ulas Agha sambil menggarisbawahi pentingnya take off.
Nah ketika sudah bisa, sekarang tinggal fokus merencanakan gaya apa yang mau dimainkan. “Jangan sampai ketika di udara baru memikirkan ingin memainkan gaya atau trik apa!” wanti Agha.
Untuk pemula, Agha mengatakan bisa diawali dengan dua basic trick terlebih dahulu, yakni lepas tangan (no hand) dan lepas kaki (no foot) dengan air time kira-kira 2 detik. Ingat, setiap gaya butuh kecepatan, dan ayunan (gerakan kaki menjejak untuk mendapat pantulan suspensi) yang berbeda.
“Setelah bisa dan merasa nyaman dan aman, tinggal kembangkan saja trik dasar tadi. Sebab inti dari freestyle adalah mengisi air time. Misal no foot dikembangkan dengan trik nac-nac, atau no hand dikembangkan dengan no hand landed atau can-can. Supaya aman, lakukan dulu dalam standar air time 3 detik untuk memainkan trik yang lebih susah dengan aman. Kalau sudah mahir, semua gaya bisa dimainkan dalam air time lebih singkat 2 detik,” tutup Agha yang tak lupa mengingatkan tentang pentingnya perangkat safety berupa body protector dan helm, serta kesiapan motor dan lintasan yang dipakai latihan. (BM)