Macam-Macam Ban Sepeda Downhill Dan Peruntukannya

Macam-Macam Ban Sepeda Downhill Dan Peruntukannya

Home » Stories » Macam-Macam Ban Sepeda Downhill Dan Peruntukannya
Boyo Maladi | 27 May 2021

Menurut Mohammad Abdul Hakim, atlet nasional balap sepeda downhill yang kini tergabung dalam 76Rider Downhill Squad, pemilihan ban yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap hasil pertandingan.

“Salah pilih ban, akan sangat berpengaruh pada kenyamanan dan performa rider, terutama ketika race,” buka pria kelahiran Jepara, 24 Mei 1996 ini.

Jambol, demikian atlet berkulit gelap yang dikenal dengan skill luar biasa dan gaya balapnya yang berani, nekat, penuh aksi, dan tenaga kuat seperti kuda ini, memberikan contoh akibat dalam kesalahan pemilihan ban.

“Misal pada trek berkarakter pedaling dengan tanah yang padat. Kalau kita pakai ban basah, tentu akan menyengsarakan ketika memacu sepeda, karena cengkeraman ke tanah terlampau kuat sehingga terlalu berat. Sebaiknya pilih ban kering untuk trek seperti ini,” tukas Jambol yang pernah dinobatkan sebagai jawara Asian Downhill Series di Cikole, Bandung – Indonesia 2018 lalu.

Begitu juga sebaliknya ketika menghadapi trek kasar, dengan tanah berdebu atau tanah hancur. “Kalau kita pakai ban kering, bakal kesulitan, karena grip kurang nggigit. Lebih enak pakai ban intermediate atau semi basah,” tutur Jambol.

Karena itulah di setiap kompetisi, Jambol selalu membawa serta 3 set ban dengan tipe yang beragam, yaitu kering, intermediate (sedang), dan basah.

Ban kering dengan ciri kembangan rapat dan tidak terlalu tinggi ini biasa dipakainya kalau treknya kering dan tanah padat.

Sementara ban basah, dengan ciri kembangan lebih renggang dan lancip, khusus dipakainya untuk trek berlumpur, dan kondisi hujan, sehingga tanah enggak mudah menempel ke ban.

Terakhir adalah ban intermediate yang bisa dipakai di trek kering atau basah. “Ban tipe ini lebih sering dipakai semua rider, termasuk saya, karena lebih aman. Ketemu trek yang seperti apa saja lebih bisa menyesuaikan  dengan kondisi trek,” yakin Jambol sambil menginfokan masing-masing merek punya tipe sendiri-sendiri untuk ban basah, intermediate, atau kering ini.

“Kalau soal harga sama saja sih, kisaran Rp 700 ribuan satu biji,” sebut Jambol.

Selain itu, pemilihan ban ini perlu juga dibarengi dengan penentuan tekanan udara yang pas, yang juga harus memperhatikan kondisi trek.

“Sebenarnya ini selera masing-masing rider sih. Ada yang suka keras, atau sedang. Tapi kalau saya biasanya patok tekanan ban belakang agak keras sekitar 28 – 30 psi, sementara ban depan lebih lunak sekitar 24 – 26 psi,” tunjuk Jambol.

Lebih lanjut Jambol menuturkan, untuk trek dengan tanah padat, misalnya. Ban dengan tekanan udara yang keras lebih enak karena lebih laju.

“Tapi kalau trek mempunyai banyak cornering, mending cari stabilnya saja. Untuk itu ban sepeda di setting agak empuk,” kata Jambol.

Beda lagi untuk trek berbatu. “Sebaiknya tekanan udara ban dikerasin saja biar enggak gampang bocor,” sebut Jambol. (BM)



MORE STORIES