Di kalangan crosser, dikenal istilah ‘ban pasir’ yang banyak dijadikan pilihan ketika balapan di trek berlumpur atau trek yang diguyur hujan.
Menurut M. Zulmi, crosser nasional asal Sidoarjo yang tergabung dalam 76Rider MX Squad, fungsi ban pasir memang digunakan untuk sirkuit berpasir.
“Tapi dalam pemakaiannya, cocok juga dipakai untuk trek berlumpur atau trek yang diguyur hujan,” buka pembalap kelahiran 13 Juni 2000.
Zulmi sendiri sering kali menggunakan ban pasir, khususnya dalam kondisi balap tertentu.
“Kebetulan saya pakai Pirelli Scorpion MX Extra X. Sebetulnya ada juga keluaran Dunlop, tapi saya tidak tahu tipenya,” akunya.
Yang jelas, menurut Zulmi, ban pasir ini punya ciri-ciri khusus pada kembangannya.
“Bentuknya lancip dan tinggi, tapi jarang-jarang atau kembangan tidak rapat seperti ban motocross pada umumnya,” tunjuk Zulmi.
Crosser yang mengawali karier tahun 2012 dan telah beberapa kali menjadi jawara kejurnas motocross pun mengaku mengenal ban pasir pada tahun 2019.
“Waktu itu, saya lihat banyak pembalap senior yang pakai ban pasir ini, dan saya sekadar ikut-ikutan saja. Tapi ketika saya pakai, ternyata memang banyak sekali kelebihannya di trek hujan berlumpur, karena roda seperti nancap ke tanah. Jadi tidak licin sama sekali. Ya karena bentuk kembangannya yang tinggi dan lancip itu, jadi roda seperti nyangkul ke tanah,” kenang Zulmi.
Namun demikian, Zulmi mengaku ban pasir harganya sulit ditentukan.
“Kadang bisa sangat mahal karena sulit dicari,” ujarnya.
Sebagai contoh, Zulmi mengaku dulu pernah membeli sepasang Pirelli Scorpion MX Extra X seharga Rp1,5 juta.
“Tapi karena langka, harga di pasaran bisa melonjak sampai Rp5,5 juta depan-belakang untuk ukuran standar motocross SE, yaitu ring 21 depan dan 19 belakang,” pungkasnya.