Menurut Rio Akbar, atlet nasional BMX Racing yang tergabung dalam 76Rider BMX Squad, arena BMX Racing dibedakan menjadi dua, yaitu BMX Cross dan BMX Supercross. “Perbedaan utama terlihat pada starting hill-nya,” buka pria kelahiran Bandung, 16 Juni 1995 ini.
Lebih lanjut, atlet yang pernah beberapa kali menjuarai kejuaraan internasional dan nasional di antaranya BMX International C1 Suphanburi – Thailand 2017, Asian BMX Championship Chainat – Thailand 2018, dan BMX National Championship Jakarta – Indonesia 2019 ini, BMX Cross memiliki starting hill setinggi 2 - 6 meter, sementara BMX Supercross lebih tinggi lagi, yaitu 8 meter.
“Kenapa starting hill pada BMX Supercross ini dibuat lebih tinggi karena ditujukan agar rider memiliki kecepatan meluncur ke bawah lebih tinggi, yang diperlukan untuk melewati hambatan atau obstacle di jalur pertama, yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi.
Tingkat kesulitan obstacle ini juga menjadi pembeda antara trek BMX Cross dan BMX Supercross. “Ya sesuai namanya, ‘Super’ maka obstacle pada BMX Supercross jelas lebih sulit, kalau jenisnya sih kurang lebih sama,” lanjut Rio.
Ambil contoh obstacle berupa double jump. Pada BMX Supercross tingginya sekitar 1 – 2 meter, sementara jauhnya 10 – 12 meter, diukur dari puncak ke puncak. “Sementara untuk BMX Cross lebih rendah, tinggi 0,5 – 1 meter dan jauhnya 5 – 8 meter.”
Nah kembali ke trek, pada BMX Supercross dan BMX Cross yang masing-masing memiliki empat line dengan obstacle-nya.
Pada Line 1, semua jadi satu, mau BMX Cross maupun Supercross. “Kadang ada dua line bisa jajar gitu, tapi masuknya tetap ke berem yang sama. Tergantung trek layoutnya,” info Rio.
Kemudian di Line 2, jalur dibagi dua, yaitu jalur Pro Section untuk kategori Men Junior dan Men Elite, dan jalur Women Section/Challenge Section untuk kategori Women Junior dan Women Elite.
Masuk ke Line 3, kembali di sini semua melewati satu jalur yang sama yaitu Rythm Section, berupa obstacle kecil-kecil yang disatukan nyambung jadi satu.
“Misalnya double jump disambung triple jump, disambung lagi step up dan step down, lanjut table top, atau double jump,” tutur Rio sambil menginfokan ukuran obstacle enggak sebesar pada Pro Section atau First Line.
Terakhir masuk ke Line 4, di mana rider akan dihadapkan pada Rythm Section yang kurang lebih sama seperti di Line 3.
“Oh ya, transisi pada masing-masing line atau jalur ini berupa berem atau cornering sebagai obstacle. Biasanya ada empat berem atau cornering, tergantung layout trek,” pungkas Rio. (BM)