Bagi pemilik mobil, sudah menjadi kebiasaan untuk melepas aki, jika mobil tidak dipakai dalam waktu lama. Misal saat libur lebaran atau saat harus banyak tinggal di rumah guna menghindari penyebaran virus COVID-19.
Sebab jika mobil tidak digunakan, sementara aki tetap terpasang, maka lama kelamaan bakal tekor. Karena itulah secara regular, mesin harus dinyalakan untuk beberapa saat, agar proses recharging aki bisa dilakukan.
Bagaimana dengan motor? Keharusan lepas aki jika motor tidak dipakai lama agar tidak tekor ini masuk mitos atau fakta?
Ketika kami tanyakan pada Agha Riansyah, crosser nasional yang tergabung dalam 76Rider MX Squad langsung menjawab, “Mitos!”
Tentu kurang asik kalau enggak ada alasannya. Untuk itu, Agha pun mengemukakan alasannya.
“Kalau di mobil kan banyak perangkat kelistrikan yang terus bekerja, meskipun mesin mati. Beda sama di motor yang apalagi, arus listrik atau ampere-nya kecil,” jelas Agha.
Namun Agha tetap memberikan catatan, hal ini berlaku untuk aki yang tergolong normal.
“Aki tetap normal kok meskipun motor enggak dipakai beberapa bulan. Selama aki normal, saya jarang sekali cek. Baru ketika muncul tanda-tanda tidak normal, saya akan lakukan pengecekan,” ujar Agha.
Lantas indikasi seperti apa yang menunjukkan gejala aki tidak normal? Lanjut Agha, indikasi yang paling mudah terlihat adalah ketika electric starter diaktifkan.
“Kalau mesin enggak langsung grennnggg (nyala), maka ini jadi tanda-tanda aki tidak normal,” kata Agha.
Jika ini terjadi, Agha menyarankan untuk memeriksa aki, dan di-charge bila perlu.
“Untuk memastikan, biarkan beberapa hari motor enggak dipakai lagi, lalu kemudian nyalakan electric starternya. Kalau gitu lagi, ya kemungkinan akinya sudah mulai lemah,” pungkas Agha.