Modifikasi Motor Sesuai Regulasi IMI

Modifikasi Motor Sesuai Regulasi IMI

Home » Stories » Modifikasi Motor Sesuai Regulasi IMI
Boyo Maladi | 27 July 2021

Salah satu hal yang harus dipersiapkan pembalap pemula untuk mulai latihan adalah menyiapkan motor. Untuk itu tidak ada salahnya mengacu pada regulasi IMI (Ikatan Motor Indonesia), agar motor bisa dipakai sebagai persiapan menghadapi kompetisi.

“Untuk pemula, bisa menyiapkan motor dengan spek pemula di grasstrack, yaitu kelas Bebek Standar 4 Tak 110 cc - 125 cc. Basic motor yang bisa dipakai adalah Jupiter, Revo, atau Blade,” buka Agha Riansyah.

Lebih lanjut crosser nasional multi-talenta yang tergabung dalam 76Rider MX Squad menjelaskan, sesuai regulasi IMI, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait modifikasi pada rangka, kaki-kaki, bodi, mesin dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut.

Rangka tak boleh diubah. 

“Perubahan hanya berupa penambahan penguat, pemasangan pangkon atau dudukan shock breaker,” kata Agha. 

Berikutnya adalah kaki-kaki. 

“Sesuai regulasi IMI, pemakaian fork depan model upside down tidak diperbolehkan. Harus pakai model teleskopik biasa. Selain itu, diameter pelek maksimal 16 inci untuk depan, dan 19 inci belakang,” tunjuk Agha sambil menambahkan, ban boleh bebas, tapi lengan ayun atau swingarm harus standar.

Lanjut ke bodi, tak ada batasan yang penting. 

“Bebas-bebas aja untuk perubahan cover bodi atau apa. Hanya tangki yang harus sama dengan spek standarnya, tidak boleh pakai tangki di depan,” pesan crosser yang malang melintang di berbagai kejuaraan motocross, supercross, supermoto, trail game, hingga freestyle.

Soal mesin juga harus standar. 

“Sistem karburator atau injeksi tetap sesuai standar pabrik,” ujar Agha, sambil menyebut estimasi budget yang dipersiapkan untuk merancang motor balap spek Bebek Standar 4 Tak 110 cc - 125 cc antara Rp 15 - 20 juta.

Masih menyoal soal modifikasi motor, Agha juga mengatakan regulasi dari IMI bisa digunakan untuk menyiapkan motor yang akan digunakan di kelas Sport Trail atau FFA.

“Biasanya yang dipakai acuan adalah kelas Trail 4 Tak 150 cc ke Atas (maksimal 250 cc),” info Agha.

Sesuai regulasi, basis yang digunakan adalah motor sport 4 tak 150 cc ke atas maksimal 250 cc, seperti CRF, atau KLX.

“Sementara kalau pakai basis motor sport 2-tak, biasanya Ninja yang dipakai,” tutur Agha.

Ubahan pada rangka bebas. 

“Yang penting, bagian rangka orisinal dipertahankan. Tapi dimensi, sudut kemiringan, sub frame boleh diubah,” ujarnya.

Kaki-kaki juga boleh pakai fork Upside Down (USD), atau boleh juga pakai limbah Special Engine. Diameter bebas tak ada batasan. Untuk pelek pakai ring 19 depan, dan ring 21 untuk belakang. 

Swing arm atau lengan ayun juga boleh pakai limbah motor SE, termasuk monoshock nya,” info Agha.

Begitu pula untuk bodi juga bebas. 

“Yang perlu diperhatikan, meskipun mesin bebas full upgrade, tapi jangan sampai kapasitas mesin kebablasan melebihi regulasi yang ditentukan yaitu maksimal 250 cc,” lanjut Agha.

Di luar itu, penggunaan suku cadang aftermarket untuk kompetisi diperbolehkan. Hal ini juga berlaku untuk sistem kelistrikan, pengereman dan lain-lain.

“Yang penting siapkan saja budget mulai Rp 50 juta ke atas,” pungkas Agha. (BM)



MORE STORIES