Menurut M. Zulmi, kebanyakan arena motocross yang ada di Indonesia memiliki trek pendek. Selain itu menghadirkan banyak tikungan tajam, berbeda dengan di luar negeri yang tikungannya lebar.
“Karena itu, akselerasi lebih penting ketimbang top speed. Nggak sampe gir 5 sudah harus ngerem,” buka Zulmi, crosser asal Sidoarjo kelahiran 13 Juni 2000 yang tergabung dalam 76Rider Motocross (MX) Squad.
Saat ditanya soal modifikasi mesin dan langkah apa yang dilakukannya, Zulmi ingin punya motor yang bertenaga saat akselerasi.
Lanjut Zulmi, motor special engine pabrikan sebenarnya sudah kencang untuk ukuran trek motocross di Indonesia.
“Tinggal bagaimana disetting dan dibenahi sedikit-sedikit menyesuaikan gaya balap aja,” ujar Zulmi sambil menggambarkan riding style-nya cenderung gradakan atau kasar.
Untuk itu, langkah pertama yang disarankan Zulmi adalah knalpot.
“Sebab dari sini kita bisa langsung merasakan akselerasi yang diinginkan,” jelas Zulmi sambil menyebut knalpot merek FMF yang menurutnya terbaik dalam racing.
“Harga sih lumayan mahal. Buat YZF 250 besutan Zulmi bisa tembus Rp 25 juta. Kalau nggak ada anggaran, bisa pakai produk lokal seperti Norifumi, Pro Liner yang harganya di rentang Rp 5 – 10 juta,” usul Zulmi.
Berikutnya, Zulmi menyarankan CDI Racing Programmable atau pengapian. Menurutnya, dengan pengapian lebih besar maka power motor bisa dipacu lebih besar.
“Bisa pakai Vortex, harga sekitar Rp 5 jutaan,” sebut Zulmi.
Terakhir, Zulmi menyarankan untuk menggunakan kopling otomatis Rekluse.
“Ini bisa membantu karena kita bisa istirahatkan jari tangan kiri. Sebab kita bisa belok tanpa pakai kopling. Jadi kayak motor bebek gitu. Meskipun gak dikopling mesin gak mati,” tutup Zulmi. (BM)