Atlet diwajibkan untuk selalu tampil prima dalam suatu pertandingan, karena jika terjadi kelelahan maka konsentrasi atlet akan menurun, yang pastinya akan berpengaruh terhadap performanya.
Untuk menjadi atlet yang berkualitas, mereka tidak hanya menguasai teknik keterampilan saja, melainkan juga mempunyai kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang prima dipengarungi oleh kapasitas oksigen maksimal (VO2 max) yang baik.
Dari sinilah oksigenasi ini dibutuhkan oleh atlet. Oksigenasi adalah upaya memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Meskipun demikian, belum banyak yang tahu tentang pentingnya oksigenasi untuk atlet dari berbagai macam cabang olahraga.
“Saya sendiri baru mengenal oksigenasi ini ketika mengikuti pelatnas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang,” buka Khoiful Mukhib, atlet nasional downhill yang bernaung di bawah 76Rider DH Squad.
Dilanjutkannya, saat itu ada pelatih khusus dari Australia yang didatangkan untuk menangani pelatihan khusus mental dan fisik.
“Namanya Jake Royle, dan dia memang spesialis di bidang ini,” lanjut Mukhib.
Setelah ditelusuri, ternyata Jake Royle telah malang melintang sejak 2005 menangani pembalap MotoGP, AMA Motocross, Downhill, hingga olahraga ekstrem atau X Games, dalam hal latihan fisik dan mental termasuk nutrisi.
“Waktu itu, kami berlatih di Australia selama 2 minggu bersama Jake, dan setelah itu ia ikut mendampingi kami ke Indonesia,” tutur pria kelahiran Jepara, 15 Desember 1990.
Terkait dengan latihan oksigenasi, Mukhib kemudian menjelaskan, ia mendapat pelatihan bagaimana mengolah pernafasan.
“Ini penting untuk mengontrol emosi melalui olah pernafasan,” jelas Mukhib yang mengawali karier pada 2009.
Lebih konkretnya, Mukhib mencontohkan ketika melakukan kesalahan, biasanya atlet downhill panik dan kemudian terlalu menggebu mengejar waktu. Namun yang seringkali terjadi adalah hilangnya konsentrasi karena tanpa disadari fisik terlalu diforsir.
“Nah, di sinilah latihan oksigenasi ini dibutuhkan. Dengan mengatur pernafasan, kita jadi tetap tenang, rileks dalam penguasaan emosi dan tetap fokus. Dalam kondisi seperti ini, tubuh kita lebih prima dan tidak mudah lelah, sehingga justru bisa tampil bagus,” kata Mukhib yang sukses merebut medali emas di Asian Games 2018 tersebut.
Ketika ditanya bagaimana menjalankan teknik oksigenasi, Mukhib menjelaskan bisa dilakukan dengan tarik nafas, tahan, dan kemudian buang. Kemudian tarik nafas beberapa kali, tahan dan diendapkan selama beberapa detik baru kemudian buang. Tujuannya adalah supaya volume oksigen dalam tubuh kita bisa maksimal.
“Bandingkan ketika kita tergopoh-gopoh dan emosional. Nafas kita justru tidak teratur sehingga terengah-engah atau ngos-ngosan. Ini yang bikin kita justru capek, dan hilang konsentrasi, karena volume oksigen dalam tubuh sedikit,” kata Mukhib sambil menyebutkan latihan oksigenasi mirip dengan yoga.
Nah, ketika sedang berlomba, dalam hal ini downhill, oksigenasi dilakukan di titik-titik yang tidak membutuhkan pedaling.
“Seperti saat jumping, melibas turunan curam atau high speed, pokoknya titik-titik yang nggak membutuhkan pedaling. Kita bisa lakukan oksigenasi untuk menenangkan pikiran kita, rileks,” tutup Mukhib sambil menambahkan latihan oksigenasi bagus buat pemula.
Untuk melatihnya pun bisa dilakukan di tempat yang tenang sebelum berlomba. Misalnya di pantai, hotel, dan lain sebagainya. (BM)