Jika kalian memperhatikan sederet nama yang menjadi ikon BMX profesional maka muncul satu kesamaan besar, mereka semua berkulit putih. Mulai Dave Mirra hingga Mat Hoffman atau Ryan Nyquist.
Kesamaan lain, mereka adalah atlet papan atas, selebritis, hampir semuanya memiliki gaya hidup, dan budaya yang sama.
Sampai akhirnya muncul nama Nigel Sylvester yang mengubah semua kisah selama 40 tahun lebih itu.
Nigel Sylvester tidak cocok dengan pakem tersebut.
Pria berkulit hitam ini bahkan tidak suka berpakaian seperti umumnya atlet pro, atau mengikuti trend industri.
Nama besarnya juga tidak tumbuh dari kejuaraan BMX.
Nigel punya caranya sendiri, aturannya sendiri untuk menjadi atlet profesional.
Dibesarkan di Laurelton, Queens, New York, kehidupan jalanan dan hip-hop memberikan pengaruh yang kuat pada Nigel.
“Saya tumbuh dengan mengendarai segala macam sepeda sejak usia dini. Saya yakin jika saya curahkan banyak energi dan waktu maka saya bisa mencapai kesuksesan,” buka Nigel.
Ia pun kemudian menetapkan tujuan untuk membawa ide-ide dan juga mimpinya ke dalam kehidupan nyata.
“Saya lihat banyak atlet lain, artis, dan musisi yang punya situasi sama dengan saya, mengubah bakat mereka menjadi kenyataan.”
Namun bagi Nigel saat itu, yang jadi masalah adalah, dia sudah kadung terikat dengan BMX.
Padahal kala itu masa depan BMX belum jelas.
“Yang saya tahu, saya cinta BMX,” kata Nigel.
Tak peduli saat itu kejuaraan besar jarang mampir ke New York. Juga terbatasnya fasilitas latihan.
Karena itu Nigel dan kebanyakan rider lainnya tidak terlalu peduli dengan kejuaraan BMX.
“Saya malah tertarik untuk fokus memfilmkan clip untuk video,” kata Nigel.
Siapa sangka ini adalah awal dari kesuksesannya dalam wirausaha, dan juga seorang model.
“Kala itu saya berusia sekitar 15 tahun ketika semuanya mulai terlihat lebih jelas. Saya yakin bisa mencapai tujuan menjadi atlet BMX Profesional dengan cara saya sendiri,” kisah Nigel.
Peluang itu terbuka ketika Nigel mendapat kesempatan bekerja dengan Dave Mirra seorang BMX legend.
“Sejak awal saya selalu memperlakukan setiap aksi, setiap video sebagai bentuk ekspresi, sebagai art! Karena saya selalu berpegangan pada visi saya sendiri tersebut, perlahan pintu mulai terbuka. Pada usia 18 tahun saya menandatangani kontrak dengan MirraCo. Bicycles, perusahaan sepeda milik Dave Mirra.”
Tak lama kemudian Nigel juga berhasil mendapat kontrak dari NIKE.
“Dari sinilah perlahan saya paham bagaimana bisnis itu dijalankan,” kata Nigel yang juga telah mendapat sponsor dari Mercedes-Benz, Ethika, Hyperice, Specialized Bicycle Components, Moncler, Smart Water, dan Animal Bikes.
Termasuk juga dengan GoPro yang telah mensponsori serial video GO sejak tahun 2015 dan meraup sukses besar dengan 100 juta views per Oktober 2020.
Nigel Sylvester, pria kelahiran 23 Agustus 1987 asal Queens, New York ini pun akhirnya dikenal di seluruh dunia sebagai atlet BMX profesional sekaligus digital content creator lewat aksi-aksinya yang unik, progresif, dan penuh petualangan.
Tidak seperti atlet BMX tradisional, Nigel tidak berkompetisi.
Ia membangun kariernya melalui konten sinematik dan memanfaatkan ekspresi kreatifnya melalui media sosial.
Dan kesuksesan Nigel Sylvester ini mengubah dunia BMX secara drastis.
“Ketika saya mulai mengendarai BMX, saat itu hanya ada beberapa cara untuk mendapat ketenaran. Lewat majalah BMX, DVD, dan video VHS. Jika Anda berhasil mencapai level tertinggi, Anda mengikuti kontes yang disiarkan di TV beberapa kali dalam setahun,” kata Nigel.
“Tapi saat ini, dengan kemajuan teknologi, anak-anak dapat memposting trik dan konten mereka di media sosial, sehingga standar tersebut meningkat dengan cepat. Kekuasaan kini ada di tangan para atlet dan pembuat konten. Kami mengontrol narasi kami dan menceritakan kisah kami sesuai keinginan kami,” pungkas Nigel.