Perkembangan BMX sebagai olahraga tak lepas dari inovasi teknis—dan salah satu komponen paling vital adalah frame. Di balik kekuatan, kelincahan, dan daya tahan sepeda BMX, ada nama-nama besar yang telah mencurahkan hidupnya untuk menyempurnakan desain rangka. Beberapa di antaranya adalah Gary Turner, Toby Henderson, Bill Ryan, dan Christophe Leveque.
 

Gary Turner, pendiri GT Bicycles, adalah salah satu tokoh paling legendaris. Awalnya seorang pembuat rangka motor drag, Turner mulai membuat frame BMX pada awal 1970-an. Ia menggunakan bahan chrome-moly (Chromoly), yang kala itu belum umum digunakan di dunia BMX. Hasilnya? Frame lebih ringan, kuat, dan tahan banting—sebuah revolusi di masanya. GT kemudian berkembang menjadi salah satu brand paling dominan di era 80-an dan 90-an.
 

Toby Henderson adalah atlet yang kemudian bertransformasi menjadi inovator. Setelah karier balap yang gemilang, ia mendirikan T.H.E. dan Box Components. Henderson fokus pada desain frame yang lebih modern dan responsif, serta turut mengembangkan komponen-komponen penting lain seperti handlebar dan fork dengan teknologi terkini.
 

Bill Ryan, sosok di balik Supercross BMX, dikenal karena inovasinya yang penuh eksperimen. Sejak akhir 1980-an, ia berusaha untuk terus menciptakan frame berbahan ultra ringan tanpa mengorbankan kekuatan. Brand-nya menjadi pilihan para rider kompetitif yang mengutamakan kecepatan di trek.
 

Sementara itu, Christophe Leveque, mantan juara dunia asal Prancis, menjadi contoh sempurna rider yang menjadi pengusaha sukses. Melalui mereknya, Chase BMX, Leveque menciptakan frame dengan pendekatan ala rider profesional: aerodinamis, ringan, dan cocok untuk kompetisi level internasional. Ia juga menjadi pelopor integrasi desain Eropa dan Amerika dalam satu paket performa tinggi.
 

Keempat tokoh ini mewakili era dan pendekatan yang berbeda, namun memiliki satu kesamaan: mereka mengubah cara dunia memandang sepeda BMX, dari sekadar alat bermain menjadi mesin kompetisi berteknologi tinggi.