Quick shifter adalah part elektronik yang membantu proses perpindahan gigi naik, tanpa terjadi penurunan rpm. Teknologi tersebut sudah mulai banyak diaplikasikan pada motor-motor baru produksi massal, terutama yang berkapasitas mesin besar, atau juga berupa racing kit.
"Dulu ketika masih fokus di road race sekitar tahun 2018, saya sudah pasang quick shifter ini untuk Honda Sonic," kata Tommy Salim, jawara Asia Cup of Road Racing Championship 2011 - China, dan juga menduduki posisi ke-4 Suzuka 4-hour Endurance 2018 - Jepang yang sekarang tergabung dalam 76Rider Supermoto Squad.
Ditambahkan Tommy, harga racing kit berupa quick shifter bisa didapatkan dengan harga kisaran Rp 4 juta.
Dan karena bentuknya berupa sensor dan modul, dengan cara kerja memutus pengapian atau suplai bahan bakar ke mesin dalam 1 persekian mili detik, saat persneling diinjak atau dicongkel modulnya, maka quick shifter hanya bisa dipasang di motor dengan teknologi injeksi.
"Buat motor supermoto, quick shifter ini sangat membantu mendukung performa motor. Cuma kebetulan tidak semua motor yang ada di supermoto sudah dilengkapi quick shifter ini dari pabriknya," tutur Tommy.
Sebut saja KTM 250 SXF 2020 yang baru saja Tommy beli.
"Motor itu nggak ada quick shifter-nya. Mungkin karena motor ini spek motocross sehingga dianggap nggak butuh quick shifter. Beda sama supermoto," tutur Tommy.
Yang jadi masalah menurut Tommy, pemilik motor-motor completely built up (CBU) akan kesulitan mendapatkan quick shifter kit-nya, karena belum banyak dijual.
"Tapi buat motor-motor trail lokal seperti Honda CRF atau Yamaha WR, sudah banyak dijual quick shifter kit-nya," pungkas Tommy. (BM)