Untuk menjaga safety saat balap, semua pembalap wajib mengenakan wearpack atau pakaian balap. Menurut Tommy Salim, pembalap 76Rider Supermoto (SM) Squad yang berhasil merajai Trial Game Asphalt 2019, di Indonesia wearpack supermoto sama dengan road race.
“Tapi kalau wearpack produksi luar negeri, justru biasanya tidak ada sliding pad. Mungkin karena teknik menikung di supermoto luar negeri enggak pakai dengkul atau knee-down. Tapi badan tegak seperti di motocross,” jelas Tommy,
Paling penting menurut Tommy ketika akan membeli wearpack, pastikan pelindung atau protector ada di bagian-bagian tubuh yang rawan cedera ketika terjadi insiden. “Jadi pastikan ada pelindung punggung, sikut, dengkul dan dada,” tunjuk Tommy sambil menyebut ada juga lho wearpack baru yang tidak dilengkapi pelindung punggung atau back protector berupa sepons dan punuk.
“Saya kurang paham alasannya. Bisa jadi supaya lebih ringan, meskipun menurut saya jauh lebih penting ada pelindung punggungnya,” komentar Tommy sambil menambahkan bobot wearpack supermoto sama dengan road race. Ada di kisaran 5 kg, tidak termasuk sepatu, helm dan sarung tangan.
Pada kesempatan ini, Tommy memuji salah satu wearpack lokal yang sudah dilengkapi airbag atau kantung udara. “Setahu saya ada merek Ardians yang sudah pake airbag seperti produk luar negeri,” info Tommy kepada 76Rider.
Soal cara kerja kantung udara ini bekerja, Tommy menyebutkan beda dengan airbag pada wearpack di MotoGP yang sudah menggunakan sensor.
“Kalau yang ini menggunakan model manual. Jadi di bagian depan (perut) terpasang tali ke motor. Saat pembalap terlempar dari motor, maka tali ini akan menarik pemicu airbag supaya mengembang,” kata Tommy menutup pembicaraan dengan 76Rider sambil kasih info harga wearpack merek Ardians dengan airbag ini ada di kisaran Rp 12 juta. Sedikit lebih mahal ketimbang wearpack biasa yang seharga Rp 9-jutaan. (BM)