Pentingnya Memonitor Detak Jantung Saat Latihan Bagi Khoiful Mukhib

Pentingnya Memonitor Detak Jantung Saat Latihan Bagi Khoiful Mukhib

Home » Stories » Pentingnya Memonitor Detak Jantung Saat Latihan Bagi Khoiful Mukhib
Boyo Maladi | 18 April 2022

Pandemi COVID-19 sudah mulai turun. Beberapa kota atau daerah telah masuk dalam status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Level 1, sehingga berbagai kegiatan termasuk event sudah mulai digelar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Jadi wajar jika atlet nasional seperti Khoiful Mukhib, yang bernaung di bawah 76Rider DH (Downhill) Squad sudah mulai meningkatkan intensitas latihannya. 

“Memang sampai saat ini belum keluar jadwal pertandingan ya. Tapi sebagai atlet, kita harus selalu siap, apalagi seiring menurunnya kasus COVID-19. Kemungkinan besar, tak lama lagi akan digelar event besar yang sudah lama vakum,” buka pria kelahiran Jepara, 15 Desember 1990.

Menariknya, Mukhib tampak selalu menggunakan jam tangan digital yang dilengkapi alat untuk memonitor heart rate atau detak jantung. Apa sih fungsinya?

“Ini jam tangan produk Garmin yang sudah dilengkapi alat untuk memonitor heart rate. Bukan sekedar untuk gaya sih, tapi untuk memastikan apakah porsi latihan sudah cukup berat atau belum,” jelas Mukhib.

Secara garis besar, Mukhib menjelaskan, memonitor heart rate cukup penting untuk mengukur keseimbangan kondisi fisik dengan detak jantung.

“Contohnya begini. Ada yang merasa kondisi fisik, dalam hal ini kaki kuat untuk gowes. Tapi detak jantungnya enggak cukup kuat, sehingga akibatnya kehabisan tenaga. Ini bisa karena banyak hal, misalnya manajemen recovery tubuh jelek, atau manajemen stress kurang baik,” jelas Mukhib.

Bisa juga sebaliknya. 

“Ada juga yang detak jantung kuat, tapi kaki enggak kuat pedalling. Ini artinya latihan fisik pada kaki kurang,” ungkap Mukhib.

Dari sini Mukhib merasakan benar manfaat untuk selalu memonitor detak jantung. 

“Kita bisa juga sekaligus terus memantau seberapa sehat kondisi tubuh kita. Jadi diharapkan ada keseimbangan antara kondisi fisik dengan kondisi jantung kita, baik saat latihan maupun race,” imbuhnya. 

Lantas bagaimana mengetahui detak jantung yang normal itu?

Sebelumnya, penting untuk mengetahui definisi heart rate (atau detak jantung), yaitu jumlah detakan pada jantung per menit. 

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah detak jantung istirahat, yakni keadaan saat Anda tidak berolahraga atau bergerak yang berkisar di angka 60-80. Mengapa angka ini penting untuk diketahui, sebab dari sinilah anda bisa memantau tingkat kebugaran.

Sebab ketika berolahraga, maka semakin cepat pula detak jantung kita, sebagai respon alami tubuh untuk menyediakan cukup oksigen dengan cara meningkatkan aliran darah, dan meningkatkan pernapasan.

Mukhib juga mengatakan, kita bisa menghitung sendiri detak jantung normal yang ditentukan sesuai usia, dengan rumus: 220 - (usia Anda) = perkiraan batas maksimal detak jantung saat olahraga.

Batas atas digunakan untuk target detak jantung untuk setiap aktivitas atau olahraga dengan intensitas tinggi. Sedangkan batas bawah adalah target detak jantung untuk setiap olahraga atau aktivitas dengan intensitas sedang.

Berikut ini batas atas dan batas bawah detak jantung per menit: 

  • Usia 40 – 45 tahun: 85 hingga 150 detak per menit
  • Usia 50 – 55 tahun: 80 hingga 145 detak per menit
  • Usia 60 – 65 tahun: 75 hingga 135 detak per menit
  • Usia 70 tahun: 75 hingga 130 detak per menit

Nah setelah mengetahui batas atas dan batas bawah ini, Mukhib tinggal memantau saja untuk mengetahui, apakah intensitas latihan yang dilakukannya sudah cukup tinggi atau belum, melalui jam tangan yang dipakainya. (BM)



MORE STORIES