Perjalanan Karier Ivan Harry Nugroho Di Motocross Ternyata Berawal Dari Sepak Bola!

Perjalanan Karier Ivan Harry Nugroho Di Motocross Ternyata Berawal Dari Sepak Bola!

Home » Stories » Perjalanan Karier Ivan Harry Nugroho Di Motocross Ternyata Berawal Dari Sepak Bola!
Boyo Maladi | 27 June 2024

Ivan Harry Nugroho mengawali perjalanan karier motocross sejak 2004 ketika masih duduk di Sekolah Dasar, tepatnya di kelas 5. 

Menariknya, pria kelahiran 12 Oktober 1993 ini dibesarkan di lingkungan keluarga pemain sepak bola.

Ayahnya, Isnugroho adalah mantan asisten manajer Persis Solo era 2000-an yang sukses membawa klub sepak bola ini berlaga ke Divisi Utama.

“Saya lupa tepatnya tahun berapa, tapi yang jelas waktu itu zamannya Simamo Betrand,” ingat Ivan.

Sebelumnya Isnugroho juga bermain di Arseto Solo, tim besar milik Keluarga Cendana, yang dikelola Sigit Harjoyudanto, putra Presiden Soeharto era tahun 1990-an.

“Awalnya, sejak kecil saya memang sering latihan sepak bola, terus habis gitu badminton juga. Tapi lama kelamaan saya bosan karena latihannya begitu-begitu aja. Apalagi badminton, bosan ambil kok kanan-kiri kanan-kiri terus,” buka Ivan.

Sampai akhirnya kebetulan ada persewaan motor trail di samping supermarket Goro Assalaam, (sekarang berubah nama menjadi Assalaam Hypermarket).

”Kebetulan juga ada sirkuit motocross kecil di situ dekat supermarket Goro Assalaam,” lanjut Ivan sambil menambahkan, waktu itu memang lagi rame minimoto.

Dari sini Ivan justru mulai coba-coba latihan dan mulai tertarik minimoto. Hampir tiap hari, Ivan latihan di sirkuit Goro Assalaam.

Hingga akhirnya ada balap minimoto, Ivan pun ikut dan langsung menyabet juara pertama.

“Dari situ akhirnya saya mulai aktif ikut balap beneran. Waktu itu masih pembalap privateer, belum ada tim,” kata Ivan yang masih membesut motor minimoto merek Dayang.

Mengetahui anaknya ada minat dan punya bakat, orang tua Ivan pun semakin mendukung. Apalagi setelah Ivan mengikuti Kejurnas Minimoto dan berhasil juara 3.

“Di awal karier, mentor saya dulu waktu itu Denny Orlando,” kenang Ivan.

Tahun 2006 atau masuk usia 13 tahun, Ivan pun naik ke kelas 85cc. Ia mengatakan, waktu itu masih belum ada kelas 65cc.

“Waktu itu saya langsung diambil tim Abon Galaxy Boyolali dan targetnya mengikuti rangkaian Kejuaraan Nasional Gudang Garam Motocross. Jadi waktu itu saya udah muter keliling Indonesia,” tutur Ivan yang sukses menyabet predikat runner up di akhir seri.

Keberhasilan ini membuat nama Ivan jadi lirikan tim pabrikan. Hanya setahun membalap untuk tim Abon Galaxy Boyolali, Ivan pun kemudian dipinang tim pabrikan KTM Jakarta.

Tidak tanggung-tanggung, bersama KTM, Ivan disekolahkan dan dikontrakkan rumah di Pondok Cabe, Jakarta, serta ditangani Johnny Pranata, crosser legendaris asal Surabaya yang ditunjuk sebagai pelatih.

Bahkan Ivan sempat disekolahkan ke Australia dan berlatih di sana. Hasilnya memang luar biasa. 

“Saya bisa menyandang gelar juara Asia untuk kelas 85cc bersama KTM di kejuaraan yang digelar di Filipina,” kenang Ivan yang juga menyandang predikat runner up kelas 85cc pada tahun 2007.

Perjalanan karier Ivan Harry terus berjalan, saat ia naik ke kelas 250cc. 

“Dari KTM, saya pindah ke tim Dumasari MX Team Tapanuli Selatan. Waktu itu saya sudah SMA jadi sekitar tahun 2011 lah,” kenang Ivan.

Dua tahun kemudian, Ivan pindah ke Bonaharto MX Team Tapanuli Selatan, dan sukses merajai kejurnas motocross dengan menguasai podium tertinggi atau juara 1 kelas 250cc Grade A selama dua tahun (2013-2015).

Kesuksesan ini membuat Ivan sekali lagi menjadi lirikan tim pabrikan. 

Tahun 2016, Ivan direkrut oleh tim pabrikan Husqvarna dan merebut juara 3 kelas 250cc Grade A Kejurnas Motocross.

Setelah itu, Ivan memutuskan melepas masa lajangnya, dan menikah dengan Mariachi Gunawan, offroader wanita Indonesia.

Seiring meredupnya kejurnas motocross, yang tergeser oleh grasstrack, Ivan pun mulai tidak aktif mengikuti balapan.

“Sebenarnya sih enggak juga, karena saya terus aktif mengikuti Trial Game sampai sekarang,” ujar Ivan yang mengaku enggan mengikuti grasstrack karena kebanyakan hanya melombakan motor bebek.

“Sementara motor special engine sifatnya hanya eksibisi aja,” tutur Ivan.

Gairahnya mulai bangkit kembali seiring ditandatanganinya kontrak bersama tim pabrikan Kawasaki untuk musim kompetisi 2019-2020. 

Ivan yang tergabung dalam tim pabrikan Kawasaki dan di bawah asuhan Aep Dadang berhasil mengulang prestasinya dengan merebut juara 3 kelas 250cc Grade A Kejurnas Motocross.

Gairah ini pula yang membuat Ivan antusias menjajal hal-hal baru, seperti mengikuti balap supermoto, dan bahkan offroad roda empat. 



MORE STORIES