Perjalanan Karier M. Zulmi Di Motocross: Dari Boytrek Menjadi Juara Nasional

Perjalanan Karier M. Zulmi Di Motocross: Dari Boytrek Menjadi Juara Nasional

Home » Stories » Perjalanan Karier M. Zulmi Di Motocross: Dari Boytrek Menjadi Juara Nasional
Boyo Maladi | 12 May 2021

M. Zulmi tak pernah menyangka, keputusan ayahnya membuatkan motor grass track dan basis Yamaha F1ZR untuk dipakai balap, akan membawanya menjalani karier sebagai pembalap motocross nasional.

“Terus terang, saya tak pernah menyangka, sebab memang enggak pernah diarahkan jadi pembalap,” buka pria kelahiran Sidoarjo, 13 Juni 2000.

Lebih lanjut Zulmi mengisahkan, saat masih kelas 6 SD dan baru bisa naik motor harian, dia dikenal sebagai boytrek alias pembalap liar.

“Malah ayah saya sering mendapat pengaduan dari tetangga, kalau saya suka ugal-ugalan di jalan,” kenang putra dari Irwan Tarmuji, mantan pembalap grass track tahun 1980-an.

Dari sini kemudian Irwan memberikan tawaran kepada putranya ini. “Daripada ugal-ugalan di jalan, kamu mau ikut balap apa enggak?” ujar Zulmi menirukan ucapan ayahnya waktu itu.

Dan akhirnya tawaran ini langsung dijawabnya, “Mau!”

Irwan kemudian langsung membuatkan Zulmi motor grass track, dari basis Yamaha F1ZR 2-tak, dan menghubungi salah seorang temannya, yang kebetulan punya sirkuit grass track pribadi.

“Waktu itu ayah saya minta izin saya diperbolehkan latihan di sirkuit itu, dan sekaligus minta didatangkan pelatih,” tutur Zulmi.

Obrolan pun terus berkembang hingga Irwan mendapat masukan, untuk membelikan motor SE spek 65cc.

“Masukan itu diterima ayah saya, yang kemudian membeli KTM 65 cc, bekas punya Ananda Rigi Aditya. Malah waktu itu ada tawaran, saya sekalian ikut sekolah di Gatam Hatim Motocross School bareng sama Ananda,” tutur Zulmi yang menghabiskan waktu setahun, 2012 -2013, di sekolah balap yang ada di Mojokerto itu.

Setelah itu, orang tua Zulmi memutuskan untuk memasukkan putranya ke Nugroho Motocross Training (NMT) agar lebih intensif lagi dalam latihan. Maka sejak 2014 sampai sekarang, Zulmi terus menimba ilmu di sekolah balap asuhan mantan crosser nasional, Tri Priyo Nugroho tersebut.

“Malah sejak tahun 2016, sekolah saya dibayari oleh sponsor. Kebetulan, Beliau ada hubungan sama Mas Nugroho,karena ketika masih muda dulu ikut balapan di sini, sebelum ganti profesi sebagai pengusaha konstruksi dan sukses,” imbuh Zulmi yang dapat target harus juara di kelas yang diikutinya.

Langkah demi langkah, Zulmi berhasil mencapai target tersebut. Zulmi sukses menempati posisi ke-6 klasemen akhir Kejurnas Motocross tahun 2016, setahun kemudian Zulmi berhasil nangkring ke posisi runner up. Prestasi tersebut yang kemudian membuat 76Rider tertarik untuk mengontraknya untuk bergabung dalam 76Rider MX Squad.

Meski target untuk menjadi juara di kelasnya tercapai pada tahun 2019, tepatnya ketika Zulmi menempati peringkat pertama Kejuaraan Nasional Motocross MX2 Junior B, serta juara pertama Kejurprov Motocross Jatim, namun target-target lebih tinggi lagi tak pernah berhenti dibuatnya.

“Sekarang saya menargetkan untuk bisa juara nasional MX2 dan menjuarai PON Papua 2021 akhir tahun nanti,” senyum Zulmi yang juga dikenal dengan aksi-aksi freestyle nya.

Bahkan crosser pemberani ini kini menyandang julukan “The Crazy Boy” karena kemampuannya melompati handicap double-stepping Trial Game Dirt yang 10 tahun sebelumnya mustahil dilakukan pembalap lain.

Siapa sangka semua ini bermula dari sebutan yang pernah disandangnya sebagai boytrek! (BM)



MORE STORIES