Pilah-Pilih Knalpot Supermoto Yang Tepat Itu Seperti Pilah-Pilih Pakaian!

Pilah-Pilih Knalpot Supermoto Yang Tepat Itu Seperti Pilah-Pilih Pakaian!

Home » Stories » Pilah-Pilih Knalpot Supermoto Yang Tepat Itu Seperti Pilah-Pilih Pakaian!
Boyo Maladi | 21 December 2020

Pilah-pilih knalpot memang jadi bahasan yang tak ada habisnya di kalangan pembalap. Termasuk di tim Gerry Salim yang bernaung di bawah bendera 76Rider Super Moto (SM) Squad.

“Sebab cara paling mudah meningkatkan performa motor itu lewat penggantian knalpot. Apakah itu knalpot bikinan, atau aftermarket,” buka Gerry. “Selain itu, penggantian knalpot ini diperbolehkan dan tidak melanggar regulasi.”

Soal pilah-pilih knalpot supermoto yang tepat, Gerry mengilustrasikan seperti memilih pakaian. “Ibarat mau ke pesta ulang tahun, atau kondangan ke pesta pernikahan. Tentu kita akan memilih pakaian yang pas kita pakai sesuai acaranya. Jadi kalau memang tampil keren, ya kita harus punya beragam pakaian di lemari,” senyum Gerry.

Ini juga dilakukan Gerry di tim balapnya. Waktu membalap di kelas FFA 250 dengan Honda CRF250R, Gerry pernah membeli knalpot aftermarket merek FMF. Tujuannya, untuk dibandingkan dengan knalpot standar bawaan motor keluaran tahun 2017 ini.

“Setelah Gerry coba dan bandingkan, ternyata Gerry lebih cocok pakai knalpot standar CRF250R. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan knalpot itu. Hanya saja karakternya beda sehingga hasilnya berbeda pula,” kata Gerry.

Dijelaskannya, pada knalpot standar, power di putaran bawah ke tengah lebih kuat. Sebaliknya, untuk knalpot FMF, tenaga baru terasa kuat di putaran tengah sampai atas.

“Jadi kalau balapan di sirkuit yang memiliki trek pendek, Gerry lebih memilih knalpot standar. Tapi kalau di trek panjang, Gerry pilih knalpot FMF,” tunjuk Gerry.

Tak cukup dengan membandingkan knalpot standar dengan aftermarket. Gerry juga bandingkan dengan knalpot modifikasi.

“Ini Gerry lakukan sekarang di kelas FFA450 pada motor Honda CRF450R tahun 2019.,” omong Gerry. Pada kesempatan ini, Gerry sempat memesan knalpot modifikasi.

Modifikasi yang dilakukan pada knalpot standar tidak banyak. “Diameter dibuat hampir sama. Perbedaan hanya ada di bagian leher saja. “Cuma dibesarin 1 - 2mm saja. Tapi ketika dicoba malah turun jauh performanya. Motor benar-benar enggak lari. Bawah nggak dapat, tengah dan atas juga ngempet istilahnya,” kisah Gerry.

Paling baru, Gerry coba bandingkan knalpot standar bawaan CRF450R tahun 2019 dengan produk aftermarket Yoshimura.

“Sebenarnya knalpot standar sudah bagus. Sampai ke atas bagus powernya. Rata tenaganya. Tapi Gerry pengin bandingkan dengan knalpot Yoshimura,” lanjut Gerry.

Ketika dicoba di sirkuit Gelora Bung Tomo, Surabaya, Gerry merasa knalpot Yoshimura ini lebih baik ketimbang knalpot standar. “Untuk putaran bawah nggak jauh beda sih. Memang Yoshimura lebih enak tapi nggak beda jauh. Tapi kalau atasnya, jauh lebih enak Yoshimura. Torsi jadi panjang, sehingga motor terasa kedorong terus...” puas Gerry.

Tapi bagaimana untuk trek pendek? “Nah itu dia. Kenapa tadi Gerry bilang knalpot itu mirip pakaian. Jadi ya harus pandai-pandai pilih knalpot  yang tepat. Memang Gerry belum coba knalpot Yoshimura ini di trek pendek. Seandainya nanti lebih enak knalpot standar, ya Gerry akan pakai. Tapi kalau untuk trek panjang, sudah pasti Gerry akan pakai knalpot Yoshimura,” tutup Gerry. (BM)



MORE STORIES