Penerapan regulasi baru pada gelaran Trial Game Dirt 2024 tahun ini menambah gairah persaingan antar pembalap di setiap putaran lebih kompetitif lagi.
Jika pada putaran pertama yang digelar di Semarang (5-6/7) sebelumnya, Lantian Juan keluar sebagai Juara Umum Putaran 1, maka pada putaran berikutnya yang digelar di Sidoarjo (26-27/7) giliran M. Zidane yang keluar sebagai Juara Umum Putaran 2.
Patut dicatat, M. Zidane ini adalah pembalap muda usia 18 tahun yang baru tahun 2024 ini mengikuti Trial Game Dirt, setelah sebelumnya matang terlebih dahulu di motocross dan grasstrack.
“Ya. Jadi di Trial Game Dirt 2024 ini, kami menerapkan regulasi baru pada sistem point. Beda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan sistem timing,” buka Abednego selaku Wakil Ketua Penyelenggara dari Genta Autosport.
Lebih lanjut Abednego menjelaskan, pada regulasi baru dengan sistem point ini, hasil kejuaraan ditentukan oleh akumulasi point yang dikumpulkan pembalap dari semua 4 heat yang diikutinya.
Abednego mencontohkan akumulasi point yang dikumpulkan pembalap jawara, M. Zidane di kelas Free For All (FFA) Open.
“Dari 4 heat yang diikutinya, M. Zidane berhasil menjadi yang tercepat di setiap heat, sehingga ia berhasil mengumpulkan poin sempurna 100, karena poin tertinggi di setiap heat adalah 25,” jelas Abednego.
Nah, di kelas Campuran Open, M. Zidane berhasil menjadi yang tercepat di tiga heat, yakni Heat 1, 2, dan 4, sehingga dari sini sudah terkumpul poin 75.
Sementara di Heat 3, M. Zidane jadi tercepat kedua sehingga mengumpulkan poin 22.
“Jadi kalau diakumulasikan, total point M. Zidane di kelas Campuran Open ini adalah 97 poin. Masih paling tinggi dibanding poin pembalap lain sehingga M. Zidane dinobatkan sebagai jawara di kelas Campuran Open,” jelas Abednego lagi.
Sesuai regulasi, standing position di kelas FFA Open dan Campuran Open ini kemudian dikonversikan untuk menentukan Juara Umum Putaran.
Pembalap di posisi pertama mendapat 25 poin, disusul posisi kedua 22 poin, dan posisi ketiga 20 poin, dan seterusnya hingga 1 poin untuk pembalap posisi ke-20 dan seterusnya.
“Karena M. Zidane menempati posisi pertama di kelas FFA Open dan Campuran Open, maka setelah dikonversikan ia mendapat 50 poin. Ini adalah hasil dari konversi posisi pertama di kelas FFA Open 25 poin, dan kelas Campuran Open 25 poin,” kata Abednego.
Dari sinilah Hasil Kejuaraan Trial Game Dirt 2024 ini menempatkan M, Zidane sebagai Juara Umum Putaran 2.
Sangat menarik melihat pembalap di posisi kedua Juara Umum pada Hasil Kejuaraan Trial Game Dirt 2024 Putaran 2 ini.
Lantian Juan menempati posisi kedua, meskipun hasil konversi poinnya sama dengan Ananda Rigi di posisi ketiga, yakni masing-masing adalah 42 poin.
Bisa begitu karena di kelas FFA Open, Lantian Juan menempati posisi kedua dengan total poin 84, sementara Ananda Rigi di posisi ketiga dengan total point 82.
Nah di kelas Campuran Open, giliran Ananda Rigi yang menempati posisi kedua dengan total poin 91, sementara Lantian Juan di posisi ketiga dengan total point 80.
Setelah dikonversikan, di kelas FFA Open, Lantian Juan mendapat 22 poin, dan Ananda Rigi mendapat 20 poin.
Begitu pula di kelas Campuran Open. Setelah dikonversikan Ananda Rigi mendapat 22 poin, sementara Lantian Juan memperoleh 20 poin.
“Itulah kenapa ketika dijumlahkan, Lantian Juan dan Ananda Rigi masing-masing mengantongi 42 poin pada Hasil Kejuaraan Trial Game Dirt 2024 Putaran 2 ini,” kata Abednego.
Meskipun demikian pada Hasil Kejuaraan Trial Game Dirt 2024 Putaran 2 ini, akhirnya diputuskan Lantian Juan menempati posisi kedua Juara Umum, sementara Ananda Rigi posisi ketiga.
“Itu karena Lantian mendapatkan point lebih tinggi di kelas FFA Open. Jadi poin FFA Open yang jadi perhitungan utama,” pungkas Abednego.
Terkait regulasi baru Trial Game Dirt 2024 ini, pembalap senior Ivan Harry Nugroho angkat bicara.
“Memang regulasi baru Trial Game Dirt 2024 ini bisa membuat balap lebih kompetitif,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kalau sebelumnya dengan sistem timing, pembalap bisa saja apes ketika gilirannya turun tiba-tiba hujan sehingga catatan waktu tidak maksimal.
“Selisih 2 detik saja akan sulit mengejarnya,” kata Ivan.
“Beda dengan sistem akumulasi poin sekarang. Meskipun ketika giliran turun tiba-tiba hujan, perhitungannya bukan pada waktu tercepat lagi, tapi sesuai urutan dan poin yang didapat,” kata Ivan.