Reli Dakar 2024 Ukir Sejarah Baru Dengan Mission 1000, Kelas Khusus Untuk Motor Listrik!

Reli Dakar 2024 Ukir Sejarah Baru Dengan Mission 1000, Kelas Khusus Untuk Motor Listrik!

Home » Stories » Reli Dakar 2024 Ukir Sejarah Baru Dengan Mission 1000, Kelas Khusus Untuk Motor Listrik!
Boyo Maladi | 09 February 2024

Reli Dakar 2024 yang telah berlangsung 5 - 19 Januari kemarin membuat catatan bersejarah selama 45 tahun digelar.

Untuk pertama kalinya, reli terbesar di jagat ini membuka kesempatan bagi kendaraan listrik untuk berkompetisi dalam kategori khusus yang dibuka, yakni Mission 1000.

Hal ini sesuai dengan tujuan dari program Dakar Future yakni sebuah program untuk membantu pabrikan mengembangkan teknologi masa depan yang ramah lingkungan.

Diharapkan pada tahun 2030 nanti, semua kendaraan yang berkompetisi pada ajang Reli Dakar akan menggunakan mesin balap dengan nol atau rendah emisi. 

Sebagai bagian dari program Dakar Future, pabrikan yang mengikuti program ini dimasukkan dalam kategori khusus, yakni Mission 1000 atau M1000.

Sesuai namanya, kategori M1000 ini mengadu kendaraan bertenaga listrik dan hidrogen dalam menjelajahi rute sejauh 1000 kilometer di Arab Saudi sebagai negara tempat penyelenggaraan.

Jarak sejauh 1000 kilometer itu dibagi atas 10 etape yang masing-masing panjangnya sekitar 100 km dan berlangsung terpisah dari kategori lainnya.

Adapun peserta kategori M1000 ini antara lain adalah motor listrik pesanan Fran Gómez Pallas, yang dibuat oleh Jordi Altas. 

Pallas sendiri adalah seorang yang berkarakter, memiliki perusahaan rumah kecil prefabrikasi bernama Quechova, yang sudah lama mengembangkan sepeda motor listrik. 

Peserta berikutnya adalah startup Italia, Tacita, yang mengandalkan platform uniknya yang memanfaatkan desain sepeda motor listrik yang jarang diterapkan dengan gearbox lima percepatan. 

Dipasangkan dengan motor besar 44 kw dan baterai LI-PO 8,61 kWh yang sama besarnya, mesin T Race Rally diklaim mampu menempuh jarak 200 km. 

Motor dan pengontrolnya juga dilengkapi pendingin cairan yang berguna di medan gurun yang panjang, terbuka, dan berkecepatan tinggi.

Selain itu, tim Tacita telah mengembangkan pembangkit listrik pendukung mereka sendiri yang sepenuhnya bertenaga surya.

Kemudian ada juga Arctic Leopard. Produsen sepeda motor listrik yang relatif baru dari Tiongkok ini, baru berdiri selama beberapa tahun. 

Tapi jangan salah, Arctic Leopard benar-benar telah menyiapkan sepeda motor listrik yang telah dirancang untuk menghadapi tantangan di gurun terbuka.

Itu karena, Gang Jun (Jack) Cai selaku pemilik perusahaan, memutuskan untuk membuat satu sepeda motor listrik untuk dirinya sendiri. 

“Saya mendirikan perusahaan Arctic Leopard ini untuk membuat sepeda motor off-road yang ideal bagi saya. Dan cara terbaik untuk menguji motor berperforma tinggi adalah dengan memakainya balapan, karena hanya kendaraan balap yang bagus yang dapat mencapai hasil yang baik,” ujar Gang Jun (Jack) Cai dikutip dari Dakar.com.

Berbeda dengan Tacita yang dikembangkan dengan mempertimbangkan Reli Dakar dan tahapannya yang panjang, Arctic Leopard menggunakan mesin versi platform E-XE880 yang sedikit dimodifikasi. 

Mirip dengan banyak sepeda motor dengan mesin bensin 450cc yang didasarkan pada sepeda enduro dan motorcross, Dakar Cheetah, nama motor listrik besutan Cai, kurang lebih adalah versi elektrik dari sepeda motor yang ada, tapi diubah dengan menggunakan baterai 105 V 58ah yang dipasangkan dengan motor berdaya 37 kw, dengan bobot keseluruhan hanya 108 kg. 

Cai membesut sendiri Dakar Cheetah bersama dua pembalap lainnya, Wenmin Su dan Willy Jobard.

Sebagai informasi, saat ini HySE (Hydrogen Small mobility & Engine technology) SXS Team yang merupakan gabungan dari 5 pabrikan Jepang, yakni Honda, Kawasaki, Suzuki, Toyota dan Yamaha sedang bekerjasama untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan bertenaga hidrogen. 

Tentu, diharapkan ke depan pabrikan-pabrikan ini juga akan menurunkan motor listriknya di reli paling kejam ini.

Dan bicara soal Reli Dakar 2024 dan kendaraan listrik, untuk kendaraan roda empat, Audi terus menjadi sorotan.

Pasalnya pabrikan Jerman ini kembali mengusung RS Q e-tron, sebuah mobil listrik berteknologi tinggi yang mampu melahap jarak yang jauh dan tampil sangat kompetitif.

Butuh waktu 2 tahun bagi Audi (sejak 2022) untuk terus mengembangkan mobil listrik ini hingga akhirnya Audi RS Q e-tron keluar sebagai juara pertama Dakar 2024. Wow!

Jadi meskipun tahun 2030 terdengar seperti masa depan yang masih jauh, sebenarnya hanya tinggal enam tahun lagi dan teknologi sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan rendah emisi Dakar Future. ***

 

Sumber



MORE STORIES