Dalam safety riding dikenal istilah two-second rule, yaitu aturan jaga jarak yang aman dua detik dari kendaraan di depan pada kecepatan berapa pun. Tujuannya adalah memberi kesempatan kepada pengendara di belakang untuk bereaksi, ketika di depan terjadi hal secara tiba-tiba, misalnya pengereman mendadak atau lainnya.
Ternyata strategi jaga jarak juga diterapkan Tommy Salim ketika balapan.
"Terutama selepas start ketika akan masuk tikungan pertama. Dengan kondisi pembalap bergerombol, dan saling berebut masuk tikungan lebih dulu, kejadian apapun bisa terjadi," buka pembalap jawara Asia Cup of Road Racing Championship 2011 di China yang kini berkompetisi di bawah panji 76Rider SM Squad.
Dalam kondisi tersebut, Tommy biasanya melihat dulu posisinya. Apakah start di barisan depan, tengah atau belakang.
"Apabila start di posisi barisan depan, biasanya saya ambil resiko start sebaik dan secepat mungkin agar bisa masuk tikungan pertama paling depan," kata Tommy.
Kenapa harus ambil resiko? Tommy menjelaskan, karena dia tidak memakai tire warmer atau alat pemanas suhu ban.
"Sehingga langsung melarikan motor dalam kecepatan tinggi dan kemudian melakukan hard braking sebelum masuk tikungan adalah hal berisiko. Dengan ban yang belum mencapai suhu optimal dan feeling yang belum dapat seutuhnya, kemungkinan motor nyelonong bisa terjadi," tutur Tommy.
Beda cerita ketika start dari posisi tengah atau belakang. Pada kondisi tersebut, Tommy lebih memilih bermain aman.
"Ya, sambil menunggu suhu ban optimal dan dapat feeling motor, kita juga ada kesempatan mempelajari kelemahan lawan. Baru setelah rombongan pembalap terpecah, kita bisa ambil satu per satu. Cara ini lebih mudah dan tak terlalu berisiko ketimbang langsung fight berebut masuk tikungan pertama selepas start," ungkap jawara Trail 175 Open Trial Game Asphalt 2019.
Tommy menggunakan strategi tersebut setelah sering melihat terjadinya kecelakaan selepas start di area bottleneck tikungan pertama. Karena bergerombol, seringkali pembalap tidak bisa menghindar ketika di depan ada pembalap yang terjatuh.
Dalam kondisi tak menguntungkan, seperti misalnya diapit pembalap di kiri-kanan saat berlomba masuk tikungan, tindakan antisipasi yang dilakukan Tommy adalah pegang setang setir kuat-kuat dengan tujuan siap-siap mengambil resiko bersenggolan.
"Karena setang lebih kuat, kita jadi tidak mudah terjatuh saat bersenggolan. Selebihnya ya pasrah," senyum Tommy.
Dari pengalaman ini Tommy sepakat bahwa strategi jaga jarak aman juga sangat berguna di jalan raya.
"Cuma kalau di balap, tentu jaga jaraknya tidak terlalu jauh seperti two-second rule dalam safety riding itu. Tapi yang penting kita perkirakan mampu menghindar jika di depan ada kejadian, sehingga terhindar dari tabrakan beruntun," pungkas Tommy.