Tips Trabasan Bagi Pemula Ini Jangan Diabaikan Biar Tidak Fatal

Tips Trabasan Bagi Pemula Ini Jangan Diabaikan Biar Tidak Fatal

Home » Stories » Tips Trabasan Bagi Pemula Ini Jangan Diabaikan Biar Tidak Fatal
Boyo Maladi | 11 January 2021

Beberapa komunitas atau sekelompok bikers banyak yang memilih adventure atau trabasan sebagai alternatif pengisi liburan.

Selain harus tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 dengan cara tidak melibatkan banyak peserta, dan menjaga kebersihan dengan sering cuci tangan, serta jaga jarak, menurut Agha Riansyah, crosser nasional yang tergabung dalam 76Rider MX Squad ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Terutama bagi pemula.

“Meski terkesan sepele, tapi kurangnya persiapan trabasan bagi peserta pemula kadang bisa berakibat fatal,” buka pria yang punya hobi adventure ini.

Dari hal yang sepele seperti ban bocor, hingga yang agak berbahaya seperti tertinggal dan tersesat, atau hal yang tak diinginkan lainnya. Untuk itu Agha berbagi tips trabasan bagi pemula sebagai berikut.

Persiapan Diri

Mempersiapkan diri sebaik mungkin adalah hal paling mudah tapi penting untuk dilakukan. “Paling utama adalah perbekalan makanan dan minuman,” tutur Agha.

Yang penting diperhatikan di sini adalah, pemilihan makanan dan minuman yang mudah dibawa, tapi punya banyak manfaat terhadap tubuh.

“Kalau saya sarankan, pilih makanan seperti coklat atau snack bar yang mudah dibawa dalam hydrobag (tas punggung kecil). Sementara untuk minuman, pilih yang bisa menggantikan ion tubuh, untuk mensuplai tenaga. Atau air putih juga sudah cukup baik,” sergah Agha sambil menambahkan, makanan dan minuman seperti ini selain gampang dibawa, juga mengandung sumber energy tinggi yang dibutuhkan tubuh.

Tak kalah pentingnya adalah membawa uang. “Kadang terdengar sepele atau bahkan lucu. Tapi pengalaman saya, justru banyak teman yang perbekalan lengkap tapi lupa bawa uang. Padahal kadang dibutuhkan untuk kondisi darurat,” senyum Agha.

Perbekalan lain yang harus dibawa, terutama dalam kondisi musim hujan seperti saat ini adalah jas hujan. “Sebaiknya pilih yang model celana dan jaket karena tidak menggangu pengendalian motor,” kata Agha yang aktif menjadi mentor di sekolah motocross ini.

Persiapan Motor

Untuk motor, meskipun kondisinya masih baru, tapi nggak ada salahnya cek kondisinya sebelum berangkat. “Intinya motor harus dalam kondisi prima. Terutama tekanan ban, kekencangan rantai, dan pengereman bekerja dengan baik.”

Harus mau agak sedikit repot ketika motor sudah berumur. “Ya harus dipersiapkan segala sesuatunya. Terutama busi dan ban harus diperhatikan kelayakannya.”

Dan terakhir tapi tak kalah pentingnya adalah membawa basic toolkit. “Ini jaga-jaga barangkali terjadi hal yang tak diinginkan pada motor. Seperti ban bocor yang paling sering,” lanjut Agha.

Untuk itu, Agha juga selalu membiasakan membawa perlengkapan seperti tukang tambal ban tip-top. “Jadi kalau kejadian ban bocor, bisa ditambal sendiri. Caranya gampang karena cukup dilem dan dipress lalu didiamkan beberapa saat.”

Alat Komunikasi

Tak kalah pentingnya adalah alat komunikasi. Selain HP, Agha menyarankan paling tidak dalam rombongan ada yang membawa GPS.

“Optimalkan fiturnya supaya kita punya cukup informasi tentang rute yang dilalui. Termasuk informasi desa terdekat yang diperlukan saat kondisi darurat”

Bekali Diri Dengan Informasi

Peserta trabasan harus benar-benar paham lintasan yang akan dilalui. Berapa lama dan berapa jauh akan ditempuh. Untuk itu, banyak-banyaklah bekali diri dengan informasi. Baik dengan bertanya atau cari tahu sendiri lewat internet misalnya, medan yang akan dilalui seperti apa.

“Intinya, kenali trek dan sesuakan diri. Ukur kekuatan fisik masing-masing. Nggak usah paksa kalau merasa capek tapi teman yang lain pengin lanjut. Bicarakan dengan teman seperjalanan. Jika mungkin, pecah grup. Sebagian ada yang tinggal istirahat, sebagian lanjut,” pesan Agha sambil wanti-wanti bahwa partner trabasan harus orang yang sudah saling kenal, sehingga bisa saling bantu, dan nggak ada perasaan sungkan.

“Pastikan juga dalam rombongan, ada teman yang sudah tahu medan. Pokoknya hindari jalan sendiri. Minimal dua orang lah,” kata Agha sambil mengingatkan, untuk tidak terlalu banyak bercanda ketika berada di tengah alam seperti ini.

“Biasanya yang sering terjadi, lalai karena banyak bercanda. Sehingga seringkali handicap yang ada di depan diremehkan. Ini bisa berakibat fatal,” tutup Agha. (BM)



MORE STORIES