Tommy Salim akhirnya berhasil mewujudkan keinginannya balapan di sirkuit Mandalika-Lombok. Bersamaan dengan gelaran World Superbike (WSBK) pada 3-5 Maret 2023 lalu, turut digelar pula Kejurnas Motor Sport 2023 Putaran Pertama, di mana Tommy ikut ambil bagian.
“Ini adalah pertama kali saya balapan di Mandalika. Sirkuitnya oke banget, dan selain itu acaranya profesional banget. Nggak ada yang namanya molor,” puji Tommy yang pernah balapan di beberapa kejuaraan internasional.
Sebut saja Asia Cup of Road Racing Championship (2011) China, Tommy berhasil menempati posisi pertama, dan Suzuka 4-Hours Endurance (2018) Jepang, di mana Tommy finish di posisi ke-4.
Selain itu, Tommy yang merupakan 76Rider Supermoto Squad juga berharap agar kualitas gelaran Kejurnas Motor Sport 2023 yang menjadi bagian dari Mandalika Racing Series (MRS) terus dipertahankan.
“Semoga ini bukan karena digelar bareng WSBK. Sirkuitnya internasional, cara kerja staf-nya harus profesional,” kata pria kelahiran Surabaya, 25 Januari 1995 yang mengawali karier pada 2006.
Terkait Kejurnas Motor Sport 2023 putaran pertama yang digelar menggantikan Asia Talent Cup (ATC) sebagai supporting race WSBK Mandalika, Tommy mengatakan antusiasme peserta cukup lumayan untuk ukuran balap 250cc.
“Ada 18 starter. Lumayan banget lah untuk balap motor sport, karena biasanya tim lebih terfokus ke balap bebek atau matik,” jelasnya.
Apalagi 18 starter tersebut berada di bawah tim-tim besar semua. Sebut saja AHRT, Yamaha Mekar, Honda B-Pro, Gordons Racing Team, dan masih banyak lagi.
Selain itu, jumlah peserta cukup banyak karena informasi jadwal Kejurnas Motor Sport 2023 di Mandalika dinilai mendadak.
“Selain itu lokasi juga jauh karena kalau digelar di Sentul, jumlah peserta paling enggak bisa di atas 20 peserta untuk kelas ini,” lanjut Tommy.
Untuk tim balap pabrikan, yang tampak kemarin hanya dari Astra Racing Team (AHRT).
“Tim pabrikan lain seperti Yamaha atau Kawasaki tidak turun. Kurang tahu alasannya,” kata Tommy.
Meski demikian, putaran 2 Kejurnas Motor Sport 2023 kabarnya bakal diikuti lebih banyak peserta.
“Karena gosipnya kemungkinan ada yang support transport,” kata Tommy.
Pada putaran pertama ini, Tommy yang membalap bersama tim privateer anyar GFS MTS Jakarta harus puas di urutan 12 dari 18 starter.
Ada kendala setting suspensi terlalu keras di Race 2.
“Karena terlalu coba-coba sih, karena kita sendiri belum ada pengalaman. Jadi ini ceritanya balapan sambil riset dan mengumpulkan data,” senyum Tommy yang menempati peringkat ke-12 kualifikasi.
“Selain motor susah dikendalikan karena suspensi terlalu keras, juga ukuran sprocket yang terlalu ringan sehingga enggak dapat top speed,” lanjutnya.
Sementara di Race 1, awalnya Tommy sempat fight di urutan ke-7.
“Tapi ada kendala persneling,” kata Tommy tetap semangat.