Setelah balap, biasanya pembalap akan membawa motornya kembali ke paddock. Jika ada masalah atau kerusakan pada mesin, biasanya mekanik akan membongkar mesin. Selain itu, kadang mekanik juga melakukan pemeriksaan komponen mesin meski tidak ada kerusakan.
Namun hal itu tak bisa langsung dilakukan karena temperatur mesin yang sangat tinggi. Karena hal itu, untuk mendinginkan mesin, biasanya digunakan blower yang dihadapkan ke arah mesin, sehingga proses pendinginan bisa berlangsung cepat, tapi tetap alami.
“Sangat tidak direkomendasikan untuk menyiramkan air ke mesin ketika panas,” buka Gerry Salim, pembalap profesional kelahiran Surabaya yang tergabung dalam 76Rider Supermoto (SM) Squad.
Lebih lanjut Gerry menjelaskan, setelah dipakai, apalagi dipakai balap, biasanya temperatur mesin akan sangat tinggi, sehingga terjadi pemuaian pada metalnya.
“Nah jika kemudian disiram dengan air, maka proses pendinginan kembali pada metal yang ada di mesin ini berjalan tidak normal, sehingga bisa menyebabkan kerusakan,” ujarnya.
Hal yang dijelaskan oleh Gerry lazim disebut dengan istilah thermal shock, maksudnya metal yang masih dalam kondisi memuai, akan mengalami penyusutan kembali secara tiba-tiba atau mendadak. Akibatnya bisa macam-macam, mulai dari muncul crack atau keretakan, hingga pecah.
Menurut Gerry, hal ini bisa terjadi pada pemakaian harian. Terutama ketika mencuci motor.
“Bisa saja karena buru-buru, mesin yang masih panas langsung disiram air. Ini sangat bahaya,” pesan arek Suroboyo yang telah malang melintang di arena balap internasional, termasuk Asia Road Race dan bahkan Moto2.
Gerry menyarankan untuk meniru yang dilakukan mekanik balap.
“Gunakan blower atau kipas angin untuk mendinginkan mesin,” ujarnya.
Selain itu, Gerry berpesan untuk menghindari air bertekanan pada komponen tertentu pada motor, terutama kelistrikan.
“Cukup dilap basah saja. Baru untuk menghilangkan kotoran membandel pada bagian seperti ban atau bawah mesin bisa disemprot dengan air bertekanan,” tunjuknya.
Selain itu, Gerry juga mengingatkan untuk menutup lubang knalpot.
“Usahakan dalam kondisi tertutup rapat supaya tidak kemasukan air, sebab bisa ikut terhisap masuk ke ruang bakar,” tukasnya.
Pada motor trail atau SE biasanya di toko variasi banyak dijual penutup lubang knalpot. Saran Gerry, jika tidak tersedia, bisa ditutup dengan kantong plastik dan dibantu karet, atau ditutup pakai lakban.
“Pokoknya jangan gunakan kain, karena air masih bisa masuk,” pesan Gerry. (BM)