Ini Dia, Tiga Trek Downhill Terekstrim Di Indonesia!

Ini Dia, Tiga Trek Downhill Terekstrim Di Indonesia!

Home » Stories » Ini Dia, Tiga Trek Downhill Terekstrim Di Indonesia!
Boyo Maladi | 08 May 2021

Di Indonesia, ada banyak trek downhill yang biasa dipakai untuk menggelar kejuaraan turun bukit ini. Namun demikian, menurut Khoiful Mukhib, atlet nasional Downhill kebanggaan Indonesia yang pernah mempersembahkan medali emas pada Asian Games di Subang - Indonesia 2018, paling tidak ada tiga trek paling ekstrem yang siap menguras adrenalin para penggemar extreme sport ini.

Pertama adalah Ternadi Bike Park Kudus – Jawa Tengah. “Trek ini memiliki obstacle yang sangat ekstrem, serta berada pada elevasi cukup tinggi, sehingga sudut kemiringan bisa mencapai 70 – 80 derajat, dan memiliki trek sangat panjang sekitar 2 – 3 km sehingga sangat melelahkan bagi rider,” tutur Mukhib yang kini tergabung dalam 76Rider Downhill Squad ini.

Berikutnya adalah Bukit Klemuk Downhill Track yang ada di Songgoriti, Batu – Malang. “Kalau trek ini  memiliki negative section ekstrem, elevasi tinggi, dan single track,” tunjuk pria kelahiran Jepara, 15 Desember 1990 ini.

Negative section adalah medan miring ke kiri atau ke kanan sehingga jika terlalu pelan melibasnya, rider bisa terperosok ke bawah. “Jadi supaya cengkraman roda ke tanah kuat, harus dilibas dengan powerful dan speed tinggi,” jelas Mukhib yang baru saja dikaruniai momongan kedua.

Sementara untuk single track di Bukit Klemuk Downhill Track ini berupa trek sempit dengan banyak jurang di bagian kanan atau kiri yang hanya bisa dilewati satu sepeda saja. “Butuh konsentrasi dan keseimbangan bagus dan speed tinggi untuk melaluinya,” sergah Mukhib.

Terakhir adalah Watu Cenik Wonogiri Downhill Track yang terbilang ekstrem dengan drop menantang karena masuk dalam wilayah bukit berkapur.

“Drop di trek Wonogiri ini cukup tinggi bisa mencapai 2 meter, dengan jarak 8 sampai 15 meter. Hampir mirip seperti di Ternadi, tapi yang ini karena di daerah bebukitan berkapur, sehingga tanah licin, dan mudah lepas. Butuh konsentrasi dan keseimbangan bagus dalam melewati trek tanah seperti ini, terutama di tikungan atau berem supaya tidak tergelincir,” tutur Mukhib sambil menginfokan kawasan ini sering dipakai main paralayang.

Ditambah lagi dengan cuaca panas dengan kelembaban udara cukup tinggi sehingga menguras stamina dan rider mudah lelah, serta bahaya dehidrasi. (*)



MORE STORIES