Kenapa Setelah Olahraga Tubuh Terasa Lelah Dan Pegal-Pegal?

Kenapa Setelah Olahraga Tubuh Terasa Lelah Dan Pegal-Pegal?

Home » Stories » Kenapa Setelah Olahraga Tubuh Terasa Lelah Dan Pegal-Pegal?
Boyo Maladi | 11 April 2024

Untuk meningkatkan stamina tubuh, kita dianjurkan untuk melakukan olahraga atau latihan. Sebab olahraga atau latihan bisa merangsang tubuh memproduksi asam laktat sebagai limbah metabolisme tubuh. 

Tapi pernahkah kalian justru merasa lelah, dan otot justru terasa capek setelah melakukan latihan atau berolahraga? 

Menurut Khoiful Mukhib, asam laktat dapat meningkatkan stamina untuk berolahraga lebih lama. 

“Tapi, asam laktat dalam jumlah berlebih dalam tubuh justru bisa merugikan otot, yaitu menyebabkan kelelahan dan nyeri otot. Inilah yang menyebabkan tubuh justru terasa lelah, dan otot capek,” buka Mukhib.

Sebagai informasi, Asam laktat adalah sisa metabolisme tubuh yang dihasilkan di sel otot dan sel darah merah. Jumlah asam laktat di dalam tubuh biasanya akan meningkat ketika tubuh sedang banyak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.

Bagi atlet profesional, program olahraga dan latihan ini telah disesuaikan dengan kondisi tubuh si atlet dan tujuan yang ingin dicapai.

Dan setelah melakukan olahraga atau latihan, tak kalah pentingnya adalah menjalani program recovery atau pemulihan.

Memang, gejala-gejala seperti tubuh terasa lelah, dan otot capek yang terjadi karena olahraga disebabkan oleh kelebihan asam laktat, dan umumnya akan mereda sendiri setelah tubuh beristirahat dan metabolisme kembali normal.

“Untuk atlet, setelah melakukan latihan berat kita tidak boleh langsung off, tapi harus secara step by step. Kondisi tubuh dipulihkan dengan program recovery,” kata Mukhib. 

Dengan demikian, menurut Mukhib, stamina senantiasa terjaga karena otot menjadi lebih terlatih dan tubuh pun tidak mudah merasa lelah.

Lebih lanjut Mukhib pun mencontohkan program recovery yang bisa dilakukan. Misalnya bersepeda santai yang enggak bikin lelah.

“Selain bersepeda santai, berendam es atau ice bath, dan massage juga masuk ke dalam program recovery,” imbuhnya.

Terkait dengan recovery ini, Mukhib pun menjelaskan apa program khusus yang dibuat oleh pelatih bagi seorang atlet, sehingga pemulihan bisa optimal.

“Program recovery ini dibuat menurut tingkat kelelahan, juga sesuai dengan usia atlet itu sendiri,” kata Mukhib.

Ia pun mencontohkan program recovery yang dilakukannya sore hari setelah pagi hari latihan di gym yang berat dengan tingkat kelelahan tinggi (RPE 8).

“Kebetulan saya diberikan program recovery zona 2-3 sesuai usia dan detak jantung heart rate 116-135 beat per minute (bpm),” kata Mukhib yang kini berusia 34 tahun.

Selain bersepeda santai dan renang, Mukhib juga melakukan leg elevation dan stretching dalam program recovery yang ia lakukan. 



MORE STORIES