Khoiful Mukhib: “Downhill Adalah Olahraga Bersepeda Paling Ekstrem!”

Khoiful Mukhib: “Downhill Adalah Olahraga Bersepeda Paling Ekstrem!”

Home » Stories » Khoiful Mukhib: “Downhill Adalah Olahraga Bersepeda Paling Ekstrem!”
Boyo Maladi | 24 June 2021

Itulah komentar Khoiful Mukhib saat ditanya tentang downhill, extreme sport yang digelutinya sejak 2009.

“Saya percaya bahwa setiap olahraga pasti punya faktor kesulitan dan risiko masing-masing. Tapi menurut saya, downhill adalah yang paling ekstrem sekaligus berbahaya,” ujar peraih medali emas pada Asian Games 2018 lalu di Subang – Indonesia.

Tentu bukan tanpa alasan, Mukhib yang kini tergabung dalam 76Rider Downhill Squad berkata demikian. Menuruni kaki bukit atau gunung dengan kecepatan tinggi menggunakan sepeda banyak tergantung dengan kecepatan atlet dalam mengantisipasi obstacle di depannya.

“Nah obstacle atau hambatan alam ini yang tidak setiap hari kita temui. Biar kita latihan setiap hari, namun kondisi trek akan selalu berubah karena cuaca dan factor lain. Misalnya saja karena setelah dilalui banyak orang, maka trek bisa berubah,” jelasnya.

Dan karena trek berubah, risikonya jelas menjadi tinggi karena di luar antisipasi atlet.

“Ya, seperti titik pengereman yang sudah sebelumnya ditentukan, bisa saja berubah. Atau bisa saja batu-batuan pada hambatan berupa rock garden yang awalnya diam, tapi karena banyak dilalui bisa saja berubah. Ini contoh hal-hal yang di luar antisipasi kita,” lanjutnya.

Makin berat tantangan yang dihadapi ketika bertanding di luar negeri, karena tidak terbiasa dengan kondisi alam dan cuacanya.

“Jangan kaget kalau melihat rock garden di trek luar negeri yang berupa batu-batuan sangat besar. Tapi sebaliknya, bagi pemain asing yang bermain di Indonesia, mereka juga bakal ngos-ngosan ketika menjumpai trek yang lebih banyak pedaling-nya di sini dibanding di negaranya. Apalagi dengan kondisi cuaca terik,” kata Mukhib.

Belum lagi faktor alam yang kadang susah diprediksi. Jadi kadang karena alasan safety, seringkali komite penyelenggara menghentikan lomba ketika dinilai berbahaya.

“Pernah dulu saya alami ketika kabut turun dan seketika itu juga pandangan terhalang sehingga tidak sampai 20 meter. Karena alasan safety, lomba pun dihentikan sementara menunggu cuaca membaik,” ujar Mukhib mengenang salah satu lomba yang pernah diikutinya yaitu kejuaraan Indonesian Downhill di Umbul Sidomukti Bandungan, Semarang.

Itulah kenapa Mukhib selalu mengingatkan, pentingnya bagi pemain atau atlet downhill mewaspadai potensi bahaya olahraga ini.

“Sebab dengan mewaspadai potensi bahayanya, kita senantiasa akan selalu siaga dan tidak memandang remeh alam. Ingat, segala sesuatu yang berkaitan dengan alam itu bisa sangat berbahaya karena tidak terduga!” tutup Mukhib. (BM)



MORE STORIES