Kriteria Trek Downhill Yang Ekstrem Dan Penanganannya Menurut Khoiful Mukhib

Kriteria Trek Downhill Yang Ekstrem Dan Penanganannya Menurut Khoiful Mukhib

Home » Stories » Kriteria Trek Downhill Yang Ekstrem Dan Penanganannya Menurut Khoiful Mukhib
Boyo Maladi | 12 May 2021

Masing-masing trek Downhill memiliki karakter yang berbeda karena menyesuaikan kondisi alam sekitarnya. Namun menurut Khoiful Mukhib, atlet sepeda downhill peraih medali emas pada Asian Games di Subang - Indonesia 2018, ada kalanya trek downhill  masuk kategori ekstrem sehingga butuh strategi tertentu untuk bisa melibasnya dalam waktu sesingkat mungkin dan tetap aman.

“Menurut saya, paling tidak ada tiga kriteria yang menyebabkan sebuah trek downhill masuk kategori ekstrem,” buka pria kelahiran Jepara, 15 Desember 1990 yang dikenal dengan julukan Si Kancil, karena permainannya yang cepat, lincah dan agresif di track.

Pertama adalah sudut kemiringan lintasan menurun yang harus dilalui atlet downhill.

“Dikatakan curam jika sudut kemiringan mencapai 70 – 80 derajat,” tutur Mukhib yang baru saja dikaruniai anak kedua yang lahir pada 16 April 2021 lalu.

Mukhib mencontohkan, trek lokal yang memiliki sudut kemiringan ekstrem adalah Ternadi Bike Park, Kabupaten Kudus – Jawa Tengah dan Paralayang, Batu – Malang.

“Sementara untuk trek di luar negeri yang menurut saya sangat ekstrem adalah Val di Sole, Italia. Selain sangat curam, treknya juga dipenuhi bebatuan cadas. Juga trek Fort William yang ada di Skotlandia,” tutur Mukhib yang sementara ini belum pernah menjajal trek-trek ini, tapi sempat melihat beberapa kejuaraan yang digelar di sana melalui Youtube.

Kriteria trek ekstrem untuk downhill yang kedua adalah obstacle yang sulit. Jenis obstacle atau hambatan yang termasuk sulit menurut Mukhib adalah rock garden.

Rock garden adalah turunan yang dipenuhi dengan obstacle berupa bebatuan sehingga susah dilewati dengan mulus dan kemungkinan terpeleset sangat tinggi.

“Untuk itu, perlu observasi terlebih dahulu untuk mencari line atau jalur yang sekiranya memungkinkan bisa dilalui, meskipun enggak mungkin mulus sama sekali,” kata Mukhib yang biasa melakukan sesi walking track pada hari Kamis saat kejuaraan downhill digelar.

Mukhib juga menyarankan, apabila trek obstacle rock garden mendominasi trek, maka sebaiknya tekanan udara di dalam ban turut diperhatikan. Hal ini untuk menghindari kebocoran yang sering terjadi.

“Perlu diantisipasi dengan memakai  tekanan udara yang keras sekitar 30psi ke atas,” ujar Mukhib yang kini tergabung dalam 76Rider Downhill Squad.

Berikutnya adalah obstacle berupa roots garden atau dipenuhi dengan akar-akar pohon yang sangat besar. Meskipun di Indonesia, trek downhill lebih didominasi rock garden ketimbang roots garden karena banyak pepohonan besar yang ditebang, namun Mukhib menginfokan jika menghadapi obstacle seperti ini sebaiknya tekanan udara dalam ban dibuat agak kempis. Yakni di bawah 25psi agar tidak mudah tergelincir karena licin.

“Terutama ketika menghadapi roots garden di trek yang ada di luar negeri karena di sana, akar pohon besarnya bisa seukuran paha sapi,” senyum Mukhib, yang juga menyarankan memaksimalkan sesi walking track untuk mencari jalur yang mudah ketika melewati obstacle ini.

Obstacle lain yang tergolong ekstrem adalah drop yang ketinggiannya bisa mencapai 2 meter dengan jarak 8 sampai 15 meter seperti di Ternadi Bike Park Kudus, atau trek bebukitan yang ada di Wonogiri.

“Drop ini berupa jalur patah yang harus dilalui dengan cara jumping, sehingga bagi rider penghobi bisa berbahaya. Berbeda dengan double jump yang masih bisa dilewati dengan pelan,” kata Mukhib yang dalam kurun waktu 2017-2019 mendominasi kejuaraan 76 Indonesian DH kelas Men Elite.

Kriteria ketiga pada trek ekstrem downhill adalah panjang lintasan yang harus dilalui. Menurut Mukhib, trek downhill dikatakan panjang jika berkisar antara 2 – 3 km. Meskipun downhill adalah olahraga melintasi turunan dengan mountain bike, namun bisa sangat melelahkan karena rider dituntut harus terus fokus untuk mengantisipasi obstacle di depannya dengan kecepatan tinggi.

“Biasanya masing-masing atlet punya strategi sendiri-sendiri untuk menyelesaikan trek yang panjang seperti ini. Ada yang dihajar terus sejak dari atas, tapi ada juga yang main strategi baru nge-push pada bagian tengah hingga garis finish,” tutur Mukhib yang lagi-lagi mencontohkan Ternadi Bike Park Kudus masuk dalam kategori trek downhill yang panjang dengan 2.2 Km. (BM)



MORE STORIES